Nusantaratv.com - Moderna berniat menginvestasikan sekitar US$500 juta atau sekitar Rp7,1 triliun untuk membangun pabrik di Afrika guna memproduksi hingga 500 juta dosis vaksin berbasis messenger (mRNA) setiap tahun, termasuk dosis Covid-19.
Hal itu dikarenakan adanya dorongan yang kuat di industri farmasi untuk memproduksi obat-obatan di benua itu. Pabrik yang diusulkan Moderna juga akan mencakup kemampuan memproduksi botol dan pengemasan. Perusahaan mengatakan akan segera memulai proses penentuan negara dan lokasi.
"Kami berharap dapat memproduksi vaksin Covid-19 serta produk tambahan dalam portofolio vaksin mRNA kami di fasilitas ini," kata Kepala Eksekutif Stephane Bancel dalam pernyataannya, Kamis (7/10/2021), dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech Turun Jadi 47 Persen Setelah 6 Bulan
Langkah itu dilakukan ketika perdebatan berkecamuk antara produsen obat dan pemerintah tentang pengabaian hak kekayaan intelektual untuk vaksin Covid-19 guna membantu mengakhiri pandemi dan memberi lebih banyak negara berkembang akses ke dosis vaksin setelah negara-negara kaya membeli sebagian besar pasokan tahun ini.
Amerika Serikat (AS) mengatakan bakal mendukung rencana itu, namun gagasan itu telah menghadapi tentangan dari perusahaan farmasi, yang berpendapat jika mereka perlu mengawasi setiap transfer teknologi karena rumitnya proses manufaktur.
Pfizer dan mitranya BioNTech mencapai kesepakatan pada Juli untuk Biovac Afrika Selatan (Afsel) untuk membantu memproduksi sekitar 100 juta dosis vaksin Covid-19 mereka per tahun untuk Afrika.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berupaya membujuk Moderna dan Pfizer/BioNTech untuk bergabung dengan rencananya membangun pusat transfer teknologi di Afrika. Bulan lalu, seorang pejabat senior WHO mengatakan kepada Reuters, jika tidak banyak kemajuan dalam pembicaraan dengan Moderna.