Metode Pengobatan Baru PCAB Ampuh Sembuhkan Penyakit GERD

Nusantaratv.com - 11 Februari 2022

Ilustrasi kondisi penderita GERD/ist
Ilustrasi kondisi penderita GERD/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Meski tidak secara langsung mengancam jiwa, namun Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) tergolong penyakit yang berbahaya. Sebab, jika tidak ditangani, penyakit ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi yang cukup berbahaya dan bisa mengancam jiwa.

Potensi komplikasi yang akan dialami oleh penderita GERD akut, antara lain, peradangan pada saluran kerongkongan atau esofagus hingga kanker esofagus. 

Perlu diketahui, penyakit GERD bisa menyerang siapa saja. Angka penderita penyakit GERD di Tanah Air juga tergolong tinggi. Hasil survei yang dilakukan baru-baru ini, 57,6 persen dari 2.045 responden yang berpartisipasi mengaku menderita GERD.  

Dokter Spesialis Gastroenterologi FKUI RSCM Ari Fahrial Syam mengatakan, GERD memang bisa sembuh tapi berisiko kambuh jika pasien tidak mengatur gaya hidup dan manajemen stres dengan baik.

Hal itu disampaikannya pada media briefing dengan tema 'Apakah benar GERD tidak mengancam jiwa: harapan baru untuk tingkatkan kesembuhan dan mencegah kekambuhan GERD', Kamis (10/2/2022)  

"Penatalaksanaan yang paling penting dari GERD yaitu dengan mencegah terjadinya kekambuhan," kata Ari.

Karena itu, perlu diberikan edukasi kepada penderita agar memahami faktor risiko dan pemicu terjadinya GERD.

Penderita GERD biasanya akan disarankan untuk melakukan perbaikan gaya hidup demi mencegah kekambuhan, seperti memiliki berat badan ideal, berhenti merokok, tidak berbaring segera setelah makan, makan dengan perlahan, serta tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat pada area pinggang.

"GERD dapat disembuhkan, setelah sembuh yang penting bagaimana pasien tersebut dapat melakukan perubahan gaya hidup, menghindari faktor risiko dan pencetus terjadinya kekambuhan GERD-nya," kata Ari.

Lebih lanjut Ari menjelaskan, saat seseorang menderita GERD dokter akan meresepkan beberapa pilihan obat seperti antasida yang berguna untuk menetralkan asam lambung. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat golongan antagonis H2 reseptor atau penghambat pompa proton (PPI).

Akan tetapi pada kondisi tertentu di mana GERD tidak dapat dikendalikan dengan obat-obatan, dokter akan merekomendasikan pembedahan. Namun sangat jarang kasus GERD yang diakhiri pembedahan.

"Dengan pemberian obat-obatan juga bisa sembuh, misalnya saat ini terdapat inovasi baru yang digunakan untuk pengobatan GERD yaitu Vonoprazan," kata dia.

Vonoprazan merupakan obat penekan asam lambung baru yang bisa digunakan untuk pasien GERD. Obat tersebut juga telah tersedia di Indonesia dan terapinya dinamakan Potassium-Competitive Acid Blocker (PCAB).

"Jadi ini yang dikenal dengan terapi PCAB, yaitu menggunakan Vonoprazan," jelas Ari.

Cara kerja terapi PCAB, papar Ari, dengan meningkatkan Ph lambung secara cepat sekaligus meredakan nyeri ulu hati, menyembuhkan esofagitis erosif yang parah secara cepat dan mampu mengontrol dengan baik sekresi asam pada malam hari.

Ia menyebut metode pengobatan ini sudah digunakan dalam terapi eradikasi infeksi di Jepang dan dipercaya dapat menggantikan peran Proton Pump Inhibitor (PPl) yang selama ini dilakukan untuk mengobati GERD. Vonoprazan memiliki tingkat eradikasi lebih tinggi, durasi aksi yang lebih lama, lebih stabil dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan PPI.

Ditambahkan, Vonoprazan dapat diindikasikan bagi penderita tukak lambung, GERD dan pencegahan tukak lambung berulang pada penggunaan aspirin dosis rendah dan penggunaan NSAID. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close