Nusantaratv.com - Dunia kini dilanda kekhawatiran Rusia bakal menggunakan senjata nuklir untuk menghancurkan Ukraina. Pasalnya, jika Rusia sampai melakukan serangan mematikan tersebut, bukan hanya Ukraina yang akan menderita. Jutaan manusia di Eropa terancam bakal mengalami dampak buruk dari paparan radiasi nuklir.
Karena kekhawatiran tersebut pil potassium iodide atau pil kalium iodida yang diyakini dapat mencegah dari paparan radiasi nuklir diborong habis.
Tapi benarkah pil potassium iodide dapat mencegah paparan radiasi nuklir?
Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan AS (CDC) memaparkan, ada risiko menakutkan dari sejumlah besar yodium radioaktif (atau radioiodin) yang dilepaskan ke atmosfer karena radiasi nuklir dan dapat terhirup ke dalam paru-paru serta mencemari air, tanah, tumbuhan, dan hewan.
Potassium iodide atau kalium iodida dipercaya dapat membantu mencegah yodium radioaktif agar tidak diserap oleh kelenjar tiroid, sehingga melindungi kelenjar ini dari cedera radiasi.
Untuk diketahui, kelenjar tiroid adalah bagian tubuh yang paling sensitif terhadap yodium radioaktif.
Meski demikian, potassium iodide tidak dapat mencegah yodium radioaktif memasuki tubuh dan tidak dapat membalikkan efek kesehatan yang disebabkan oleh yodium radioaktif setelah tiroid rusak.
CDC menyatakan potassium iodide hanya melindungi tiroid dari yodium radioaktif bukan bagian tubuh lainnya. Dan jika yodium radioaktif tidak ada, mengonsumsi pil tersebut tidak akan melindungi dan justru dapat membahayakan.
CDC lebih lanjut menjelaskan kelenjar tiroid tidak dapat membedakan antara yodium biasa dan radioiodin serta akan menyerap keduanya. Di sini, potassium iodide akan bertugas menghalangi yodium radioaktif memasuki tiroid.
Ketika seseorang mengonsumsi potassium iodide, yodium stabil dalam obat akan diserap oleh tiroid.
Karena potassium iodide mengandung begitu banyak yodium stabil, kelenjar tiroid menjadi "penuh" dan tidak dapat menyerap yodium lagi-baik stabil atau radioaktif-selama 24 jam berikutnya.
Potassium iodide mungkin tidak memberikan perlindungan 100 persen kepada seseorang terhadap yodium radioaktif. Perlindungan akan meningkat tergantung pada tiga faktor.
- Waktu setelah kontaminasi: Semakin cepat seseorang menggunakan potassium iodide semakin banyak waktu tiroid harus "mengisi" dengan yodium stabil.
- Penyerapan: Jumlah yodium stabil yang sampai ke tiroid tergantung pada seberapa cepat potassium iodide diserap ke dalam darah.
- Dosis yodium radioaktif: Meminimalkan jumlah total yodium radioaktif yang terpapar pada seseorang akan menurunkan jumlah yodium radioaktif berbahaya yang dapat diserap oleh tiroid.
CDC menyebutkan efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi potassium iodide antara lain, gangguan lambung atau gastrointestinal, reaksi alergi, ruam, dan radang kelenjar ludah.
Efek samping yang jarang terjadi ini lebih mungkin terjadi jika seseorang:
- Mengambil dosis lebih tinggi dari yang direkomendasikan
- Minum obat selama beberapa hari
- Memiliki penyakit tiroid yang sudah ada sebelumnya.
Perlu diketahui, orang hanya bisa mengonsumi pil ini atas saran petugas kesehatan atau manajemen darurat. (dari berbagai sumber)