Nusantaratv.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Jawa Timur kembali berhasil melakukan inovasi dengan menciptakan smart rompi yang bisa mendeteksi serangan jantung. Rompi tersebut dapat mendeteksi serangan jantung dengan akurasi 90 persen.
Inovasi ini dipicu keprihatinan terhadap tingginya kasus kematian akibat penyakit jantung di Indonesia.
Seorang kardiologis terkemuka bahkan pernah menyatakan bahwa pekerja malam mengalami gangguan dalam tubuh terkait peningkatan risiko penyakit jantung.
Melihat kondisi ini, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan rompi pendeteksi serangan jantung koroner sebagai pertolongan cepat tanggap bagi penderitanya.
Para mahasiswa yang terlibat dalam penciptaan rompi pendeteksi serangan jantung koroner adalah Muhammad Cendekia Airlangga, Brilliant Rizqi Haqiqi, Renaka Agusta, Dwisainstia Aponno, dan Izzah Awwalin Khoirun Nisa. Mereka tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS.
Rompi untuk mendeteksi serangan jantung ini mempunyai gagasan cemerlang berupa rompi berbasis internet of things dan deep learning yang terhubung dengan aplikasi berbasis ponsel cerdas.
Rompi tersebut diproyeksikan bekerja meniru proses kerja otak manusia.
Salah seorang anggota tim, Dwisainstia Aponno mengungkapkan, ide ini lahir dari pengamatan mereka bahwa penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian di Indonesia.
"Sehingga kami melihat adanya kesempatan untuk membuat alat yang dapat digunakan dan akurat dalam mendeteksi serangan jantung," ujar mahasiswa yang akrab disapa Enzy itu.
Enzy menerangkan, mekanisme kerja rompi pendeteksi serangan jantung koroner. Pengguna akan diberi peringatan melalui smartphone untuk segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terdeteksi adanya indikasi serangan jantung.
Pada saat yang bersamaan, kondisi serta lokasi pengguna juga akan dikirimkan ke tenaga medis terdekat. Sehingga pertolongan pertama dapat dilakukan secara ringkas dan tepat. Dengan tetap memperhatikan aspek kenyamanan penggunaan, rompi tersebut dirancang dengan beberapa pertimbangan khusus.
Rompi dibuat menggunakan bahan dasar kain katun dengan berbagai komponen elektronik disematkan pada saku di bagian depan rompi. Kemudian terdapat lubang pada beberapa sisi sebagai jalur elektroda tempel dan kabel.
"Perancangan ini memudahkan tata letak komponen secara fleksibel yang tidak mengganggu aktivitas pengguna," papar Enzy.
Setelah merampungkan pembuatan rompi, tim kemudian melanjutkan proyek dengan pembuatan aplikasi pada smartphone, memberi label pada data, serta melatih kecerdasan buatan yang dilakukan bersama-sama oleh tim secara daring. Rompi terintegrasi dengan aplikasi pada smartphone.
Untuk memastikan performa dari algoritma deep learning dalam klasifikasi masukan sinyal jantung, Enzy dan timnya melakukan pengujian kepada pengguna dengan berbagai kondisi aktivitas seperti duduk, berjalan, dan berlari.
Hasil pengujian rompi detektor serangan jantung buatan mahasiswa bimbingan Dosen Departemen Teknik Elektro ITS, Rusdhianto Effendi ini mampu beroperasi dengan akurasi klasifikasi sebesar 90 persen dan memberikan hasil pembacaan yang baik ketika digunakan saat istirahat ataupun beraktivitas.
Rompi detektor serangan jantung ini masih dapat dikembangkan lagi dengan modifikasi bagian komponen elektroniknya sehingga rompi akan mengonsumsi daya yang lebih kecil.
Melalui ide solutif tersebut, Enzy dan timnya berhasil sabet medali emas pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021. (dari berbagai sumber)