Keren! Mahasiswa ITB Ciptakan Alat Deteksi Stres Lewat Urine, Akurasinya Sampai 90%

Nusantaratv.com - 24 April 2022

Ilustrasi orang yang sedang mengalami stres/ist
Ilustrasi orang yang sedang mengalami stres/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan alat deteksi stres yang terbilang canggih. Alat tersebut bisa mendeteksi stres lewat urine.

Alat canggih yang diciptakan Maha Yudha Samawi (Biologi, 2019) Alifia Zahratul Ilmi (Teknik Biomedis, 2019) dan Gardin Muhammad Andika Saputra (Teknik Material, 2019) diberi nama "Depression Test". Ketiga mahasiswa yang inovatif dan kreatif ini tergabung dalan kelompok Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta.

Gardin menjelaskan bahwa orang yang mengalami stres pastinya akan mengalami perubahan konsentrasi pada beberapa zat dalam urine mereka.

"Jadi kami memanfaatkan fase ini. Karena senyawa-senyawanya mengalami perubahan karakter spesifik kalau sudah dikasih sinyal. Dari sana, kami bisa mendeteksi orang yang mengikuti percobaan ini sudah sampai tahap depresi atau belum," jelas Gardin.

Inovasi ini dilatarbelakangi pengembangan tugas yang dikerjakan Yudha, sang ketua kelompok, saat menjalani Tahap Persiapan Bersama (TPB) di SITH ITB. Yudha kemudian mengajak teman-temannya dan membuat proposal di masa TPB.

Namun, terdapat berbagai kendala dalam perancangan alat ini. Pengembangan alat baru bisa dibuat saat tahun kedua perkuliahan yang di mana waktu tersebut banyak diisi oleh kegiatan orientasi atau ospek jurusan.

Selain itu, mereka juga merasa saat itu wawasan yang mereka miliki masih dasar. Ditambah dengan masa pandemi membuat kegiatan ini tak bisa dilakukan di laboratorium yang akhirnya menghambat proses pengambilan data dan analisis.

Beruntung, kendala dapat dilewati dengan kerja sama dan koordinasi. Mereka menyempatkan waktu untuk melakukan diskusi, menguatkan komitmen, mengatur skala prioritas, dan mengetahui sistem kerja di jurusan kuliah masing-masing untuk dapat mengatur waktu.

Pembagian tugas yang diterapkan di kelompok ini berdasarkan dari jurusan kuliah setiap anggotanya.

Yudha bertugas untuk membuat planning dan mengatur urusan sumber daya. Gardin bertugas untuk urusan administrasi dan pembuatan laporan. Sementara Alifia dari Teknik Biomedis bertugas untuk membuat desain arduino, desain grafis, dan presentasi.

Hasilnya, alat yang pendeteksi stres ini memiliki akurasi di angka 90 persen. Hasil alat ini dikalibrasi dengan tes BDI (Beck Depression Inventory) yang saat ini umum digunakan di kedokteran jiwa. Sehingga terdapat 3 level penderita depresi, yakni rendah, sedang, dan berat.

Kelompok PKM ITB ini berharap, inovasi yang mereka ciptakan bisa bermanfaat bagi banyak orang di masa depan. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])