Jangan Panik! Begini Efek Samping Vaksin Booster: Sinovac, Pfizer, Moderna dan AstraZeneca

Nusantaratv.com - 06 Maret 2022

Ilustrasi vaksinasi booster/ist
Ilustrasi vaksinasi booster/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Setelah merampungkan program vaksinasi dosis satu dan dua, Pemerintah kini menggalakkan vaksinasi dosis ketiga atau booster. Vaksin booster bertujuan untuk menguatkan kembali imunitas tubuh seiring dengan penurunan imunitas dari vaksin dosis satu dan dua karena waktu.

Program vaksinasi booster telah dimulai sejak 12 Januari 2022 lalu.   Tercatat sudah jutaan penduduk Indonesia telah melaksanakan vaksin ketiga ini.

Terdapat 5 jenis vaksin yang telah menerima izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) sebagai vaksin booster, yakni Sinovac atau Coronavac PT Bio Farma, Comirnaty oleh Pfizer, AstraZeneca atau Vaxzevria dan Kconecavac, Moderna, dan Zifivax.

Di samping itu, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) juga telah memberikan persetujuan kepada lima vaksin Covid-19 tersebut sebagai vaksin booster atau dosis lanjutan homolog (vaksin booster sama dengan vaksin primer) dan heterolog (vaksin booster beda dengan vaksin primer).

Sebagaimana vaksin dosis satu dan dua, vaksin booster juga memiliki efek samping. 

Berikut efek samping dari masing-masing jenis vaksin yang digunakan sebagai vaksin booster: 

Vaksin Sinovac dari Bio Farma

Vaksin Coronavac atau Sinovac dari Bio Farma telah diizinkan mejadi vaksin dosis lanjutan homolog yang diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksin primer dosis lengkap Coronavac atau Sinovac untuk usia 18 tahun ke atas.

Menurut kajian BPOM, Sinovac sebagai vaksin booster dapat meningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 21 - 35 kali setelah 28 hari pemberian booster atau dosis lanjutan.

Adapun efek samping vaksin booster dari Bio Farma adalah:

-Menimbulkan reaksi lokal atau nyeri pada lokasi suntikan

-Tingkat keparahan efek sampingnya adalah grade satu dan dua

Vaksin Pfizer

Pfizer sebagai vaksin booster atau dosis lanjutan homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksin primer dosis lengkap Pfizer untuk usia 18 tahun ke atas.

Vaksin ini memiliki tingkatan nilai titer antibodi netralisir setelah satu bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali. Adapun efek samping yang mungkin timbul setelah suntikan dosis booster vaksin ini adalah:

-Nyeri pada lokasi suntikan

-Nyeri otot

-Nyeri sendi

-Demam

Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) juga mengantongi izin menjadi vaksin booster homolog dan diberikan sebanyak 1 dosis setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca untuk usia 18 tahun ke atas.

Vaksin AstraZeneca sebagai vaksin booster memiliki peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG dari 1792 (sebelum suntik dosis vaksin booster) menjadi 3746. 

Adapun efek samping yang mungkin ditimbulkan dari vaksin booster AstraZeneca adalah:

-Nyeri di lokasi suntikan

-Kemerahan

-Gatal

-Terdapat pembengkakan

-Sakit kepala

-Meriang atau demam

-Mual

-Rasa lelah

Vaksin Moderna

Vaksin Moderna sebagai vaksin booster homolog dan heterolog dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer atau Jenssen dapat diberikan dengan dosis setengah (half dose) untuk usia 18 tahun ke atas yang diberikan setelah 6 bulan dari vaksinasi primer.

Vaksin Moderna sebagai vaksin booster memberikan kenaikan respon imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali sesudah pemberian vaksin booster homolog. 

Adapun efek samping vaksin booster Moderna yang bisa terjadi adalah:

-Rasa lemas

-Sakit kepala

-Meriang atau demam

-Mual

Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax diizinkan sebagai vaksin booster heterolog dengan dosis penuh untuk yang berusia 18 tahun ke atas dan diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan vaksin primer dosis lengkap dari Sinovac atau Sinopharm.

Vaksin Zifivax memiliki tingkatan titer antibodi netralisir lebih dari 30 kali bagi yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm. 

Efek samping yang bisa timbul setelah pemberian vaksin booster Zifivax adalah:

-Nyeri pada lokasi suntikan

-Nyeri otot atau myalgia

-Sakit kepala

-Merasa kelelahan

-Demam

-Mual

-Diare (tingkat keparahan grade satu dan dua)

-Rasa mual

Perlu diketahui BPOM juga sudah melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan lima vaksin booster atau dosis ketiga di atas. Hasilnya, frekuensi, jenis dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan atau KTD yang dilaporkan setelah pemberian dosis booster pada umumnya bersifat ringan dan sedang. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close