Jangan Abai! Gejala Hepatitis 'Misterius' Bisa Memburuk dalam 2-5 Hari

Nusantaratv.com - 13 Mei 2022

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi /ist
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi /ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Selain pandemi covid-19, dunia kini juga tengah berjibaku menghadapi wabah baru bernama hepatitis 'misterius'. Penyakit yang pertama kali ditemukan di Inggris ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. 

Dilaporkan hingga kini sudah ada 7 pasien hepatitis 'misterius' yang meninggal dunia di Tanah Air.

Bahkan Kementerian Kesehatan RI menyatakan Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu. Pasalnya, hepatitis 'misterius' yang merebak berpotensi memicu perburukan gejala dalam hitungan hari.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa gejala-gejala yang muncul pada kasus hepatitis mungkin mereda dalam waktu singkat. Namun pada kondisi tertentu, anak yang terkena hepatitis berisiko mengalami perburukan gejala dalam waktu hitungan hari.

"Tapi kemudian pada kondisi-kondisi tertentu bisa gejala menjadi semakin berat dalam hitungan dua hingga lima hari kemudian anak bisa tidak sadar, kejang-kejang. Bahkan untuk salah satu pengobatannya membutuhkan transplantasi hati," ucap Nadia, mengutip CNNIndonesiacom.

Ia mengingatkan, anak yang mengalami gejala berupa mual, muntah, dan diare sebaiknya segera diperiksakan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Karena, ketiga gejala tersebut merupakan sejumlah gejala awal hepatitis.

Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab terjadinya wabah hepatitis 'misterius'. Namun, sejumlah ahli menduga kasus ini disebabkan oleh Adenovirus.

Berikut alur periksa hepatitis akut diambil dari Instagram PB IDI.

1. Segera periksa jika mengalami satu atau lebih gejala

PB IDI merekomendasikan anak, khususnya berusia kurang dari 16 tahun, yang mengalami gejala hepatitis akut, untuk segera melakukan pemeriksaan SGPT dan SGOT.

Beberapa gejala hepatitis akut di antaranya sebagai berikut:

- mata dan kulit menguning;
- sakit perut akut;
- mual dan muntah;
- penurunan kesadaran/kejang;
- lesu.

Sebagai tambahan, beberapa pasien juga melaporkan adanya gejala demam, penurunan nafsu makan, dan nyeri sendi.

2. Periksa kadar SGPT dan SGOT
SGPT dan SGOT merupakan enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel hati. Saat ada kerusakan pada hati, kedua enzim tersebut dilepas dan kadarnya dalam darah akan meningkat. Jika kadar SGPT dan SGOT berada di atas 500 IU/L, maka anak disarankan untuk kembali melakukan pemeriksaan.

3. Periksa laboratorium lainnya

Selanjutnya, pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan. Berikut daftarnya:

- IgM anti-HAV atau pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis A;
- HBsAg atau pemeriksaan terhadap kemungkinan hepatitis B;
- IgM anti-HBc atau pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis B, dilakukan jika pemeriksaan HBsAg positif;
- Anti-HCV atau HCV RNA atau pemeriksaan terhadap kemungkinan hepatitis C;
- IgM anti-HDV atau pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis D, dilakukan jika pemeriksaanHBsAg positif;
- IgM anti-HEV atau pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis E.

Namun, pemeriksaan untuk hepatitis D dan E bisa dikesampingkan terlebih dahulu karena belum tersedia secara luas di Indonesia.

- IgM anti-HAV yang dinyatakan negatif;
- HBsAg dan IgM anti-HBc yang negatif;
- Anti-HCV atau HCV RNA yang dinyatakan negatif;

Para orang tua diimbau segera memeriksakan anaknya ke dokter jika menemukan gejala-gejala di atas. 


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])