Duh! Penyakit Infeksi Menular Seksual secara Global Meningkat Pesat

Nusantaratv.com - 22 Mei 2024

Laporan terbaru WHO menyebutkan penyakit infeksi menular seksual secara global meningkat pesat. (Foto: Reuters)
Laporan terbaru WHO menyebutkan penyakit infeksi menular seksual secara global meningkat pesat. (Foto: Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Jumlah penyakit infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia meningkat.

Menurut laporan terbaru yang diterbitkan Selasa (21/5/2024) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), kondisi ini menjadi kekhawatiran utama bagi para pejabat kesehatan.

Laporan tersebut menemukan empat IMS yang dapat disembuhkan bertanggung jawab atas lebih dari 1 juta infeksi setiap hari di kalangan orang dewasa berusia antara 15 dan 49 tahun. 

Empat IMS tersebut yakni klamidia, gonore, sifilis, dan trikomoniasis. Adapun khusus kasus sifilis, telah meningkat pesat.

"Jumlah kasus sifilis baru di kalangan orang dewasa berusia antara 15 dan 49 tahun meningkat dari 7,1 juta pada 2020 menjadi 8 juta pada 2022," demikian laporan WHO, seperti dilansir dari ABC News, Rabu (22/5/2024).

Selain itu, ditemukan juga peningkatan angka sifilis kongenital, yang terjadi ketika bayi lahir dengan infeksi setelah ibunya menularkannya selama kehamilan. Antara 2020 dan 2022, angka per 100.000 kelahiran hidup per tahun meningkat dari 425 menjadi 523.

Tren global serupa dengan yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang dirilis awal tahun ini menemukan jumlah total kasus sifilis meningkat lebih dari 17 persen menjadi 207.255 antara 2021 dan 2022, mencapai jumlah kasus terbesar yang dilaporkan sejak 1950.

Laporan tersebut juga menemukan kasus gonore yang resistan terhadap antibiotik semakin meningkat, yang disebut sebagai "kekhawatiran" lainnya. 

Pada 2023, sembilan negara melaporkan peningkatan tingkat resistensi, dari 5 persen menjadi 40 persen, terhadap ceftriaxone, yang dianggap sebagai pengobatan lini terakhir untuk gonore.

Data menunjukkan kurangnya skrining terhadap meningkatnya IMS serta permasalahan lain termasuk kurangnya akses terhadap layanan kesehatan. Selain itu, gangguan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 kemungkinan besar menunda pemeriksaan bagi banyak orang.

"Meningkatnya kejadian sifilis menimbulkan kekhawatiran besar," kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataannya. 

Beruntung, kata dia, ada kemajuan penting di sejumlah bidang lainnya termasuk dalam mempercepat akses terhadap komoditas kesehatan penting termasuk diagnostik dan pengobatan.

"Kita mempunyai alat yang diperlukan untuk mengakhiri epidemi ini sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada 2030, namun kita sekarang perlu memastikan, dalam konteks dunia yang semakin kompleks, negara-negara melakukan semua yang mereka bisa untuk mencapai target ambisius yang mereka tetapkan sendiri," sambungnya.

Namun, tidak semua tren menunjukkan peningkatan, pada 2022, jumlah orang yang baru terinfeksi HIV secara global turun menjadi 1,3 juta dari 1,5 juta, menurut laporan tersebut. 

Kendati demikian, WHO mencatat populasi tertentu, seperti laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, orang yang menyuntikkan narkoba, pekerja sex, orang-orang transgender, serta mereka yang saat ini berada di penjara dan tempat-tempat tertutup lainnya, terus terkena dampak HIV secara tidak proporsional.

Dalam pernyataannya, WHO mencatat adanya kemajuan dalam perluasan layanan IMS, HIV dan hepatitis dan beberapa negara telah menghilangkan penularan HIV dan/atau sifilis dari ibu ke anak.

Guna menurunkan angka tersebut, laporan ini menguraikan beberapa rekomendasi termasuk mempercepat upaya untuk mendekriminalisasi dan mendestigmatisasi mereka yang terkena IMS dan infeksi lainnya serta memperkuat fokus pada pencegahan, diagnosis dan pengobatan primer untuk meningkatkan kesadaran akan IMS dan infeksi.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

Berita Terkait
x|close