Nusantaratv.com - Depresi berdampak pada kesehatan jantung, dan wanita menjadi lebih berisiko terhadap penyakit kardiovaskular daripada pria.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal JACC menemukan diagnosis depresi meningkatkan risiko penyakit jantung pada pria sebesar 39 persen, sedangkan pada wanita sebesar 64 persen.
Peneliti berharap temuan mereka akan memberikan wawasan tentang perlunya menyesuaikan strategi pencegahan dan pengelolaan penyakit kardiovaskular (CVD) berdasarkan faktor spesifik jenis kelamin.
"Identifikasi faktor spesifik jenis kelamin dalam dampak buruk depresi pada penyakit kardiovaskular dapat membantu dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan yang ditargetkan untuk mengatasi risiko CVD spesifik yang dihadapi oleh pasien depresi," kata anggota tim peneliti, Hidehiro Kaneko, dilansir dari Medical Daily, Rabu (13/3/2024).
"Pemahaman yang lebih baik akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk mengoptimalkan perawatan bagi pasien depresi, baik pria maupun wanita yang mengalami depresi, sehingga mengarah pada peningkatan hasil penyakit CVD pada populasi ini," sambungnya.
Penelitian sebelumnya telah membuktikan hubungan antara depresi dan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung, angina, stroke, dan kematian.
Meskipun wanita dengan depresi ditemukan memiliki risiko relatif lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan jantung dibandingkan pria, tidak ada bukti yang cukup mengenai dampak berdasarkan perbedaan jenis kelamin, dan mekanisme yang mendasari fenomena ini belum sepenuhnya dipahami.
Untuk menguji hubungan antara depresi dan kejadian CVD berikutnya, para peneliti melakukan studi kohort observasional yang melibatkan 4.125.720 peserta yang merupakan bagian dari database klaim asuransi Jepang. Para peserta memiliki usia rata-rata 44 tahun dan sekitar 57 persen di antaranya adalah pria.
Studi ini mengidentifikasi depresi dengan orang-orang yang didiagnosis secara klinis sebelum pemeriksaan kesehatan awal. Indeks massa tubuh (BMI), tekanan darah, dan nilai laboratorium puasa peserta juga dikumpulkan pada pemeriksaan ini.
Hasil utama terdiri dari titik akhir gabungan yang mencakup serangan jantung, nyeri dada, stroke, gagal jantung, dan fibrilasi atrium.
"Para peneliti menganalisis signifikansi statistik dari perbedaan karakteristik klinis antara partisipan dengan dan tanpa depresi. Hasilnya menunjukkan rasio bahaya depresi akibat CVD adalah 1,39 persen pada pria dan 1,64 persen pada wanita dibandingkan dengan partisipan tanpa depresi," tulis peneliti dalam publikasi penelitiannya itu.
Menurut peneliti, wanita mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular saat mengalami depresi karena beberapa faktor. Wanita cenderung mengalami gejala depresi yang lebih parah dan persisten dibandingkan pria, terutama selama periode perubahan hormonal yang signifikan seperti kehamilan atau menopause.
Saat mengalami depresi, kerentanan perempuan yang lebih tinggi terhadap faktor risiko tradisional seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas, serta perbedaan akses layanan kesehatan dan pengobatan antar gender, serta faktor biologis spesifik jenis kelamin, semuanya dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko.
"Studi kami menemukan dampak perbedaan jenis kelamin terhadap hubungan antara depresi dan penyakit kardiovaskular adalah konsisten. Para profesional kesehatan harus menyadari peran penting depresi dalam perkembangan penyakit kardiovaskular dan menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dan berpusat pada pasien dalam pencegahannya dan penatalaksanaannya. Menilai risiko CVD pada pasien depresi dan mengobati serta mencegah depresi dapat menurunkan kasus CVD," tukas Kaneko.