Nusantaratv.com-Kabar kurang mengenakan datang dari Presiden China, Xi Jinping. Dikabarkan Xi Jinping menderita aneurisma otak dan harus dirawat di rumah sakit sejak akhir 2021 lalu.
Sebuah sumber menyebut Xi Jinping lebih senang dirawat menggunakan obat-obatan tradisional Tiongkok daripada menjalani operasi yang mengencerkan pembuluh darah dan mengecilkan aneurisme.
Isu tentang kondisi kesehatannya ini sudah muncul ketika Xi Jinping tidak menghadiri pertemuan dengan para pemimpin asing sejak merebaknya virus corona Covid-19 hingga tiba Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Saat berpidato di depan publik pada Oktober 2020 Xi Jinping memperlihatkan kemampuan bicara yang melambat, batuk-batuk, dan penampilannya yang berbeda. Sejak itu, publik sudah berspekulasi kondisi kesehatannya tidak baik.
Untuk diketahui, aneurisme otak yang diderita Xi Jinping ini juga dikenal sebagai aneurisma serebral, yakni suatu kondisi ketika tonjolan terbentuk d salah satu pembuluh darah otak.
Tonjolan ini muncul di tempat terlemah dari pembuluh darah otak ketika mengembang, pecah dan berdarah di otak, yang menyebabkan perdarahan subarachnoid dan bisa mengakibatkan stroke hemoragik.
Biasanya, tubuh tidak akan menunjukkan gejala aneurisma otak sampai pecah. Sebagian besar aneurisma otak tidak memiliki gejala dan berukuran kecil.
Tapi, aneurisme yang lebih kecil mungkin memiliki risiko pecah yang lebih rendah. Pecahnya aneurisma mungkin disebabkan oleh kebocoran darah dalam jumlah kecil.
Gejala umum kondisi ini pun berupa sakit kepala, sakit mata, perubahan penglihatan dan gerakan mata berkurang, mengutip suaracom.
Selain itu, seseorang mungkin akan mengalami sakit kepala yang parah, kekakuan pada leher, mual, muntah, kantuk, sakit mata, kehilangan kesadaran, setelah pecahnya aneurisma.
Tekanan darah tinggi, kehilangan keseimbangan, kepekaan terhadap cahaya, nyeri kaki, nyeri pada punggung, keterbatasan fungsi pada hidung dan lidah juga termasuk gejalanya.