Nusantaratv.com - Pfizer mengatakan pada Senin (27/9/2021) pihaknya telah memulai studi tahap pertengahan hingga akhir yang menguji obat antivirus yang diminum untuk pencegahan infeksi Covid-19.
Pfizer dan para pesaingnya, termasuk Merck & Co yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan Roche Holding AG asal Swiss, telah berlomba untuk mengembangkan pil antivirus pertama untuk Covid-19.
"Kami percaya bahwa mengatasi virus akan membutuhkan perawatan yang efektif untuk orang yang tertular, atau telah terpapar virus, melengkapi dampak yang dimiliki vaksin," kata Kepala Petugas Ilmiah Perusahaan, Mikael Dolsten, seperti dikutip dari AFP, Selasa (29/9/2021).
Pfizer mulai mengembangkan obatnya yang dinamai PF-07321332 pada Maret 2020. Uji coba akan menguji PF-07321332 dengan ritonavir dosis rendah, obat lama yang banyak digunakan dalam pengobatan kombinasi untuk infeksi HIV.
Pfizer akan menguji obat kepada 2.660 peserta dewasa sehat berusia 18 tahun ke atas yang tinggal di rumah yang sama dengan individu terinfeksi Covid-19 bergejala yang dikonfirmasi. Mereka akan secara acak menerima kombinasi PF-07321332 dan ritonavir, atau plasebo dua kali sehari selama lima atau 10 hari.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, CEO Pfizer Prediksi Kehidupan Akan Normal Dalam Setahun
Tujuannya adalah untuk menilai keamanan dan kemanjuran obat yang sedang dipelajari untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 dan penyakit simtomatik pada hari ke-14.
Perusahaan lain juga sedang menguji antivirus oral yang ada untuk melawan Covid-19, tetapi Pfizer merupakan yang pertama yang merancang secara khusus obat untuk melawan virus corona.
Obat itu dikenal sebagai 'inhibitor protease' dan telah ditunjukkan dalam pengujian laboratorium untuk menghambat mesin replikasi virus. Jika berhasil dalam kehidupan nyata, kemungkinan hanya akan efektif pada tahap awal infeksi.
Pada saat Covid-19 berkembang menjadi penyakit parah, virus sebagian besar telah berhenti bereplikasi dan pasien menderita respons imun yang terlalu aktif.