Nusantaratv.com - Perang di Ukraina telah menewaskan ribuan orang, dan membuat jutaan orang mengungsi dari rumah mereka.
Di tengah kekacauan ini, kisah pasangan yang menikah di garis depan, mengenakan seragam militer dan diiringi alunan musik tentara, sukses menuai sorotan warganet.
Video yang beredar di platform media sosial menunjukkan pasangan Lesya dan Valeriy, yang berada di pertahanan teritorial, merayakan pernikahan di dekat ibu kota Ukraina, Kiev.
Dikutip dari NDTV, Selasa (8/3/2022), Lesya terlihat memegang sebuket bunga dan keduanya memegang gelas seruling sampanye di tangan mereka. Lesya dan Valeriy dikelilingi oleh rekan-rekan mereka yang terdengar menyanyikan lagu-lagu lokal. Salah satu tentara terlihat memainkan lagu pada alat musik tradisional Ukraina.
Pengantin wanita terlihat mengenakan kerudung putih, bukan helm kamuflase, dan memegang tangan Valeriy. Video itu pertama kali dibagikan oleh Paul Ronzheimer, reporter untuk outlet berita Jerman Bild. Video itu kemudian di repost oleh sejumlah pengguna lainnya, dan telah dilihat ribuan kali.
Volunteers from one of the 112th Battalions of the Kyiv Special Troop Brigade got married.
— Ukraine Update πΊπ¦ (@Ukrain_War) March 6, 2022
Lesya and Valeriy have been together for twenty years and have an 18-year-old daughter, but they still haven't had time to get married. #Ukraine pic.twitter.com/R9ms9WhpUT
Invasi Rusia, yang diluncurkan 13 hari lalu, kini semakin intensif, dengan ibukota Ukraina Kiev, dan kota-kota lain seperti Kharkiv, Mariupol dan Sumy, kondisinya semakin memanas.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia kembali mengumumkan pembukaan koridor kemanusiaan di beberapa kota Ukraina atas permintaan pribadi Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Puluhan warga sipil tewas dalam pertempuran Chernihiv di utara. Beberapa dari mereka yang tersisa tinggal di kawah atau di antara reruntuhan. Sebuah rentetan rudal Rusia sebelumnya menghancurkan bandara Vinnytsia di Ukraina tengah, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setidaknya 1,5 juta orang kini telah meninggalkan Ukraina, krisis pengungsi yang terjadi paling cepat sejak Perang Dunia II.
"Di Ukraina, sungai darah dan air mata mengalir. Ini bukan hanya operasi militer tetapi perang yang mengarah pada kematian, kehancuran dan kesengsaraan," kata Paus Fransiskus, menolak istilah 'operasi militer' yang digunakan Rusia untuk menggambarkannya tindakannya.
Di sisi lain, layanan hiburan streaming global Netflix, firma akuntansi terkemuka KPMG dan PWC, dan firma jasa keuangan American Express, semuanya memutuskan hubungan dengan Rusia saat konflik dengan Ukraina semakin membara.