Terobosan Medis! Kanker Payudara Bisa Dideteksi Melalui ASI

Nusantaratv.com - 15 April 2022

Simbol peduli dan siap melawan kanker payudara/ist
Simbol peduli dan siap melawan kanker payudara/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Kanker payudara menjadi kanker yang paling banyak menyerang wanita. Kanker ini juga disebut menjadi salah satu penyakit paling mematikan. 

Para ilmuwan dan medis terus berupaya mencari cara untuk bisa mendeteksi lebih awal gejala kanker payudara. Langkah ini bertujuan agar penderita bisa cepat mendapat penanganan medis untuk kesembuhan. 

Baru-baru ini para ilmuwan berhasil menemukan deteksi gejala awal kanker payudara lewat ASI (air susu ibu).

Penelitian tentang cara deteksi kanker payudara melalui ASI ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Biochemistry and Molecular Biology di Philadelphia.

Mengenali gejala awal kanker payudara pada ASI ini bisa membantu diagnosis lebih awal, sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan medis dan pengobatan lebih cepat.

Dalam penelitiannya, para ilmuwan menggunakan sampel ASI dari 3 wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara dan 3 wanita tanpa kanker.

Kemudian kandungan protein dalam ASI setiap wanita pun dibandingkan. Hasilnya, ditemukan protein dalam ASI wanita yang menderita kanker berbeda dengan wanita tanpa kanker.

Peneliti utama juga mengklaim set protein ini dapat dilihat dalam sampel darah. Temuan ini bisa mengarah pada tes darah untuk mendeteksi perubahan protein guna mendeteksi kanker payudara pada wanita segala usia.

Danielle Whitham, seorang kandidat doktor di Universitas Clarkson di New York, mengatakan bila studi ini berhasil, ini bisa mengubah cara deteksi kanker payudara pada wanita sehingga membantu diagnosis lebih dini.

"Bahkan, cara ini mungkin bisa meningkatkan peluang hidup wanita dengan kanker payudara," kata Danielle.

Sayangnya, meskipun mammogram merupakan alat yang berguna untuk mendeteksi kanker payudara lebih awal, namun alat tes kanker payudara ini biasanya tidak direkomendasikan untuk wanita berisiko rendah di bawah usia 40 tahun.

Karena biomarker yang ditemukan dalam ASI juga bisa dideteksi dalam serum darah, skrining berpotensi dilakukan pada wanita dari segala usia yang menggunakan darah atau ASI.

Semua pasien kanker dalam penelitian ini memiliki invasive ductal carcinoma (IDC), salah satu jenis kanker payudara yang paling umum.

Tetapi para peneliti mengatakan bahwa pendekatan mereka dapat digunakan untuk mengidentifikasi biomarker untuk jenis kanker payudara lainnya.

Diketahui, gejala kanker payudara, termasuk benjolan atau perubahan pada payudara atau puting.

Guna memperkuat hasil temuan mereka, Tim Universitas Clarkson berencana meningkatkan studi mereka untuk memasukkan lebih banyak wanita. (dari berbagai sumber)


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])