Sangat Dipercaya dan Diandalkan Masyarakat, IDI Beberkan Bahaya Berobat ke Dukun Tulang

Nusantaratv.com - 06 April 2022

Masih banyak masyarakat yang memilih berobat ke dukun tulang ketika mengalami kejadian patah tulang/ist
Masih banyak masyarakat yang memilih berobat ke dukun tulang ketika mengalami kejadian patah tulang/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Dukun patah atau dukun tulang masih sangat dipercaya dan menjadi andalan masyarakat Indonesia termasuk yang tinggal di kota besar. Bukan rahasia lagi, di sejumlah wilayah Jakarta juga banyak tempat tukang pijat atau dukun patah.

Di Indonesia angka kejadian patah tulang atau fraktur cukup tinggi mencapai 5,5 persen. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2018, kejadian fraktur bisa disebabkan dari trauma, tekanan maupun kelainan patologis seperti osteoporosis.

Berbicara mengenai fenomena kebiasaan masyarakat meminta bantuan ke tukang pijat atau dukun patah, menurut Ahli Orthopedi dr. Muhammad Adib Khumaidi, Sp.OT kurang tepat.

"Kita berikan pemahaman ke masyarakat, kalau terjadi fraktur atau patah tulang harus baiknya segera ke orthopedi," kata Adib.

"Kalau ke pengobatan alternatif, itu hanya menyambungkan tulang saja, tapi mungkin tidak berfungsi karena tidak pas posisinya," ujar pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PB IDI ini.

Adib menjelaskan terdapat deretan gejala patah tulang yang perlu diperhatikan. Gejala patah tulang yang khas yaitu nyeri, bengkak dan gangguan fungsi pada titik yang patah.

Selanjutnya, ketika mendatangi orthopedi, kondisi patah tulang akan dikembalikan atau reposisi, hingga dipertahankan sampai sembuh.

"Bukan menyambungkan tulang saja, tapi juga sendi dan otot dikembalikan fungsinya," bebernya.

dr Adib menjelaskan, pada tindakan operasi juga dibutuhkan bonegraft (pengganti tulang yang hilang) yang biasa disebut cangkok tulang.

Bone graft (cangkok tulang) telah umum digunakan untuk penggantian tulang yang hilang atau rusak pada berbagai kasus operasi fraktur atau patah tulang termasuk di Indonesia.

Bone graft dapat berasal dari tulang pasien itu sendiri (autograft) maupun dari tulang hewan atau sintetik. Bonegraft sintetik (buatan), memiliki kelebihan dimana tidak ada resiko transmisi penyakit menular, mengurangi waktu dan risiko perdarahan saat operasi, serta secara suplai mudah dikelola.

"Kombinasi bone graft dengan growth factor memberikan efek sinergis pada pembentukan tulang baru yang berpengaruh pada percepatan pemulihan pasien," terang dr Adib.

Ketua Stem Cell and Tissue Enginering Cluster IMERI FKUI, Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT. (K) menambahkan, ada juga tindakan orthopedi yang disebut bone morphogenetic protein (BMP). Ini merupakan protein yang berperan penting dalam pembentukan dan regenerasi dari tulang dan tulang rawan. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])