Perusahaan Hiburan China Didenda Rp31 Miliar Gegara Bikin Lelucon Miring Tentara Pembebasan Rakyat

Nusantaratv.com - 18 Mei 2023

Anggota Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) bersiap di depan Gerbang Tiananmen menjelang parade militer untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia Kedua, di Beijing, China, 3 September 2015. Lelucon yang dibuat komika Li Haoshi itu adalah dianggap 'merendahkan' PLA. (Reuters)
Anggota Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) bersiap di depan Gerbang Tiananmen menjelang parade militer untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia Kedua, di Beijing, China, 3 September 2015. Lelucon yang dibuat komika Li Haoshi itu adalah dianggap 'merendahkan' PLA. (Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Pihak berwenang China mendenda perusahaan hiburan di negara itu hingga jutaan yuan pada Rabu (17/5/2023).

Tak hanya itu, pihak berwenang China juga mengancam tindakan hukum lebih lanjut setelah salah satu artis mereka membuat lelucon miring tentang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China selama komedi stand-up.

Melansir AFP, Kamis (18/5/2023), komika Li Haoshi, yang tampil dengan nama keren House, disebut-sebut memunculkan lelucon slogan PLA selama pertunjukan di Beijing pada Sabtu, menurut audio yang diposting di jaringan media sosial Weibo.

Li berbicara tentang anjing peliharaannya yang mengejar seekor tupai ketika dia mengacu pada slogan "Gaya kerja yang bagus, mampu memenangkan pertempuran".

Biro Kebudayaan dan Pariwisata Kota Beijing mengatakan pada Rabu, pihaknya telah menyelidiki perusahaan Li menyusul laporan dari anggota masyarakat dan menemukan jika lelucon tersebut telah melanggar hukum dan "menyebabkan dampak sosial yang buruk".

Xiaoguo Culture Media didenda 14,7 juta yuan atau setara Rp31 miliar dan semua pertunjukannya ditangguhkan tanpa batas waktu di Beijing dan Shanghai. Polisi Beijing mengatakan Rabu malam di Weibo, mereka juga telah membuka penyelidikan terhadap Li "sesuai dengan hukum".

Ruang perbedaan pendapat di China telah menyusut secara dramatis selama dekade terakhir di bawah Presiden Xi Jinping. Pihak berwenang telah memperketat sensor online dan menindak media independen dan ekspresi artistik.

Xi dinilai telah mempromosikan nasionalisme ultra, garis keras dan telah menjadikan peningkatan kemampuan angkatan bersenjata sebagai prioritas politik dan ekonomi. Li dan Xiaoguo telah meminta maaf atas penampilan tersebut sebelum pengumuman pada Rabu, menggambarkan lelucon tersebut sebagai "metafora yang tidak pantas".

"Setelah pertunjukan hari itu, kami langsung mengkritik House dengan serius, memintanya untuk merenungkan dirinya sendiri, dan menghentikan semua pekerjaan selanjutnya tanpa batas waktu," kata pernyataan Xiaoguo yang diposting pada Senin.

Namun, Biro Kebudayaan dan Pariwisata Kota mengatakan lelucon itu telah melanggar peraturan jika pertunjukan tidak boleh "melukai perasaan nasional" atau "merusak kehormatan dan kepentingan nasional".

Biro Kebudayaan dan Pariwisata Kota menambahkan pertunjukan itu seharusnya dihentikan ketika aturan itu dilanggar, yang semakin menambah hukuman. "Tentara Rakyat adalah penjaga kuat keamanan nasional dan perdamaian rakyat," kata Biro Kebudayaan dan Pariwisata Kota.

"Kami tidak akan pernah membiarkan perusahaan atau individu mana pun secara sembarangan merendahkan citra mulia Tentara Rakyat di panggung ibu kota, (dan) melukai perasaan mendalam rakyat terhadap tentara mereka," lanjutnya.

Sementara tagar yang berkaitan dengan topik itu paling banyak dicari di Weibo pada Rabu, dengan lebih dari 700 juta klik.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close