Peringati 1 Muharram, Masyarakat Tiga Dusun di Lereng Gunung Merbabu Lakukan Kirab ‘Suran Seribu Tumpeng’

Nusantaratv.com - 20 Juli 2023

Kirab seribu tumpeng diikuti oleh ribuan warga dari dusun Kuncen, Sowanan, dan Ngablak. (Foto: RRI Semarang/wiedyas)
Kirab seribu tumpeng diikuti oleh ribuan warga dari dusun Kuncen, Sowanan, dan Ngablak. (Foto: RRI Semarang/wiedyas)

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com -  Dalam rangka memperingati 1 Muharam 1445 H, masyarakat Dusun Kuncen, Sowanan, dan Ngablak melakukan kirab seribu tumpeng pada Rabu (19/7/2023). Kirab ini diikuti oleh ribuan warga dari ketiga dusun tersebut.

Kirab diawali di ujung jalan di Dusun Sowanan lalu menuju ke makam Pertapaan Suro Gendero yang berada di atas sebuah bukit. Sesampainya di makam Suro Gendero, mereka akan menggelar doa bersama

“Tradisi Suran di Pertapaan Suro Gendero ini untuk berdoa bersama memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat Dusun Sowanan, Kuncen, dan Ngablak tetap diberi kesejahteraan dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa,” kata Kepala Dusun Sowanan Songko Suwanto di sela-sela  kirab seribu Tumpeng, Rabu (19/7/2023).

Selain membawa ribuan nasi tumpeng dan ingkung ayam, masyarakat juga membawa satu buah gunungan sayuran. Menurut Songko, nasi tumpeng yang dibawa masyarakat tiga dusun tersebut dimakan bersama sesampai di Pertapaan Suro Gendero. 

Acara makan bersama di puncak bukit itu diawali dengan doa yang dipimpin oleh dua pemimpin agama secara bergantian dari tokoh agama Kristen dan Islam. Menurutnya, selain mengakrabkan warga, tradisi Suran tersebut juga sebagai alat bertoleransi antarumat beragama.

“Toleransi beragama tersebut diwujudkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh dua tokoh agama Kristen dan Islam,” katanya.

Menurut keterangan dari tokoh Desa Ngablak Mul Budi Santoso, tradisi suran di Pertapaan Eyang Suro Gendero ini sudah menjadi agenda tahunan masyarakat dari ketiga desa tersebut. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat. Rasa syukur itu secara simbolis diwujudkan dengan masing-masing kepala keluarga membawa nasi tumpeng.

“Eyang Suro Gendero ini diyakini oleh masyarakat Desa Ngablak sebagai salah satu prajuritnya Pangeran Diponegoro yang dimakamkan di Dusun Sowanan, Desa Ngablak,” kata Mul Budi Santoso.

Sebagai Ketua Harian Komite Seni Budaya Nusantara daerah Magelang, Mul Budi Santoso sangat mengapresiasi kegiatan budaya masyarakat Desa Ngablak ini. Ia berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan sehingga tetap lestari dan mendukung pariwisata Kabupaten Magelang.

Kegiatan “Suran Seribu Tumpeng” tiga dusun Desa Ngablak merupakan kekayaan budaya yang perlu dilestarikan, tambah Mul Budi.

“Selain itu, kegiatan ini juga merupakan simbol dari toleransi antarumat beragama di Desa Ngablak, yakni doa  bersama dari dua agama yang berbeda, tetapi dengan satu tujuan agar diberi keselamatan,” ujarnya. 

Sumber: rri.co.id

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close