Penelitian Ungkap Risiko Tersembunyi dalam Kantong Teh

Nusantaratv.com - 01 Januari 2025

Ilustrasi. Bahan mikroplastik bisa terlepas dari kantong teh saat diseduh. (Foto: Pxfuel)
Ilustrasi. Bahan mikroplastik bisa terlepas dari kantong teh saat diseduh. (Foto: Pxfuel)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Sebagian besar orang menikmati secangkir teh sebagai cara menyegarkan diri di pagi hari atau mengisi waktu santai di sore hari. 

Teh terkenal dengan manfaat kesehatannya dan menjadi minuman yang sangat umum di rumah tangga. 

Namun, penelitian terbaru mengungkapkan ancaman tersembunyi yang mengejutkan dalam minuman teh. Sebab, bahan mikroplastik bisa terlepas dari kantong teh saat diseduh.

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan mengkaji berbagai jenis kantong teh yang terbuat dari bahan seperti nilon-6, polipropilena, dan selulosa. 

Hasilnya menunjukkan satu kantong teh bisa melepaskan hingga lebih dari 8 juta partikel nanoplastik ke dalam teh saat proses penyeduhan. 

Di antara semua bahan tersebut, kantong teh berbahan polipropilena menghasilkan jumlah tertinggi, dengan sekitar 1,2 miliar partikel per mililiter, menurut temuan yang dipublikasikan di Chemosphere.

"Kami telah berhasil mengidentifikasi polutan ini dengan menggunakan berbagai teknik canggih, yang sangat penting untuk melanjutkan penelitian tentang potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia," kata Alba Garcia, peneliti dari Universitat Autònoma de Barcelona, seperti dikutip dari Medical Daily, Rabu, 1 Januari 2025.

Meski mengejutkan, temuan ini tidak jauh berbeda dengan hasil riset sebelumnya yang menunjukkan kombinasi panas tinggi dan plastik bisa menyebabkan mikroplastik larut ke dalam makanan atau minuman.

"Komposisi polimer mikro/nanoplastik (MNPL) memiliki pengaruh besar terhadap interaksi biologisnya, yang dapat mempengaruhi organ, jaringan, dan sel tubuh. Perbedaan ini dapat memicu pola akumulasi yang berbeda, efek toksisitas, respons imun, serta dampak jangka panjang pada kesehatan, seperti genotoksisitas dan karsinogenisitas," ungkap para peneliti.

Penelitian terbaru juga mengeksplorasi bagaimana berbagai jenis sel usus merespons nanoplastik dan menemukan jika beberapa sel menyerap lebih banyak partikel dibandingkan yang lain. Pada sel-sel penghasil lendir, kadar penyerapan plastik cukup tinggi hingga mencapai inti sel.

Berdasarkan temuan ini, para peneliti menekankan pentingnya pengembangan metode standar untuk mengukur pelepasan mikro dan nanoplastik serta potensi dampak toksiknya. 

Mereka juga menyarankan agar kebijakan pemerintah difokuskan pada pengurangan kontaminasi plastik di bahan-bahan yang bersentuhan langsung dengan makanan.

"Secara keseluruhan, temuan ini memperkuat bukti mengenai permasalahan polusi plastik yang meluas dan dampaknya terhadap kesehatan manusia," sebut para peneliti. 

"Dengan meningkatnya penggunaan plastik dalam kemasan makanan, riset dan kebijakan perlu lebih memperhatikan dampak dari kontaminasi mikroplastik untuk melindungi keamanan pangan dan kesehatan konsumen," tambah para peneliti.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close