Nusantaratv.com - Pemilu 2024 merupakan pemilu yang ke-13 kali yang digelar di Indonesia. Pemilu pertama kali dilaksanakan tahun 1955.
Saat itu, ada empat partai politik yang memiliki basis massa yang besar, namun PNI tercatat sebagai pemenang Pemilu 1955.
Saat era Presiden Soekarno, muncul dinamika kepemimpinan yang menyebabkan tidak ada lagi pelaksanaan pemilu di era Orde Lama. Salah satu sebabnya adalah Soekarno menerapkan demokrasi terpimpin.
Pemilu 1955 diikuti oleh lebih dari 30 partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perseorangan.
Mereka semua mewakili beragam latar belakang politik, ideologi, sampai organisasi masyarakat yang berbasis kedaerahan, etnis, serta ras.
Berikut ini partai peserta Pemilu 1955:
-Partai Nasional Indonesia (PNI)
-Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
-Partai Nahdlatul Ulama (NU)
-Partai Komunis Indonesia (PKI)
-Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
-Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
-Partai Katolik
@Partai Sosialis Indonesia (PSI)
-Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
-Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)
-Partai Rakyat Nasional (PRN)
-Partai Buruh
-Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)
-Partai Rakyat Indonesia (PRI)
-Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)
-Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba)
-Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki)
-Persatuan Indoenesia Raya (PIR) Wongsonegoro
-Grinda
-Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
-Persatuan Dayak (PD)
-PIR Hazairin
-Partai Politik Tarikat Islam (PPTI)
-Angkatan Kemenangan Umat Islam (AKUI)
-Persatuan Rakyat Desa (PRD)
-Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM)
-Angkatan Comunis Muda (Acoma)
-R. Soedjono Prawirosoedarso (perseorangan), dan lainnya.
Pemilu baru kembali dilakukan di era Orde Baru, yaitu pada 1971. Dari sepuluh peserta pemilu yang berkompetisi, Pemilu 1971 tidak dimenangkan oleh partai politik, melainkan Golongan Karya.
Berikut ini partai peserta Pemilu tahun 1971:
-Golkar
-NU
-Parmusi
-PNI
-PSII
-Parkindo
-Katolik
-Perti
-IPKI
-Murba
Sistem pemilu kembali berubah, karena sejak Pemilu 1977 ada penyederhanaan sistem politik dengan menggabungkan partai politik, sehingga hanya ada tiga peserta pemilu.
Dua partai yang berkompetisi itu adalah Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia, yang bersaing dengan Golongan Karya.
Selama era Orde Baru, Golkar kerap menjadi pemenang pemilu, meskipun diwarnai tudingan kecurangan. Salah satunya, dilibatkannya para pegawai negeri sipil dalam kampanye hingga pemungutan suara.
Setelah Orde Baru tumbang pada 1998, pemilu menjadi lebih dinamis. Pemenang pemilu di era Reformasi pun menjadi lebih berwarna.
Partai yang menang pemilu di era Reformasi adalah PDI Perjuangan yang merupakan transformasi PDI, Golkar yang kemudian berubah menjadi partai politik, juga Partai Demokrat.
Sejak reformasi tahun 1998 PDI Perjuangan (PDI-P) menjelma menjadi partai besar. Partai yang dipimpin putri proklamator, Megawati Soekarnoputri itu berhasil memenangkan pemilu 1999 dengan suara 33,74 persen, yang kala itu diikuti oleh 48 partai politik.
Meskipun pada pemilu berikutnya sempat turun posisinya menjadi urutan kedua setelah partai Golkar. Namun partai yang memilki sejarah panjang ini kembali menang di pemilu tahun 2009.
Demikian halnya di Tahun 2014 dan 2019, partai dengan jargon partai wong cilik ini berhasil merebut kembali hati sebagian besar rakyat Indonesia. Dan, bukan tidak mungkin lagi pada pemilu tahun 2024 nanti PDI Perjuangan akan kembali menjadi pemenang, sebab hasil survei yg dilakukan lembaga-lembaga survei selalu memperlihatkan partai nasionalis ini berada di tempat teratas.
Partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih itu sebelumnya bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Partai ini dibentuk tahun 1973 pada era pemerintahan Presiden Soeharto. Partai ini merupakan fusi atau penggabungan dari partai-partai yang pernah ada pada era Orde Lama, seperti Partai Nasionalis Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (Partai IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik.
Konflik internal PDI terus terjadi dan diperparah dengan adanya intervensi dari pemerintah.
Untuk mengatasi konflik tersebut, anak kedua dari Ir Soekarno, Megawati Soekarnoputri didukung untuk menjadi ketua umum (Ketum) PDI. Namun, pemerintahan Soeharto tidak menyetujui dukungan tersebut kemudian menerbitkan larangan mendukung pencalonan Megawati Soekarnoputri dalam Kongres Luar Biasa (KLB) pada 2-6 Desember 1993 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.
Pada 22 Juni 1996 dilaksanakan KLB (Kongres Luar Biasa) PDI di Medan yang berhasil menurunkan dan mengganti Megawati sebagai pimpinan PDI. KLB tersebut juga bukan hanya masalah internal PDI atau konflik antara kubu Megawati dan kubu Soerjadi, tetapi ada campur tangan dan pelibatan eksternal dalam hal ini elemen pemerintah. "Kudeta" politik tersebut membuat Megawati tersingkir dari PDI dan akhirnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Tak hanya itu, polemik tersebut berujung pada kerusuhan 27 Juli 1996 atau Kudatuli (Kerusuhan Dua Tujuh Juli).
Kemudian agar dapat mengikuti pemilu pada tanggal 1 Februari 1999, Megawati Soekarnoputri mengubah namanya menjadi PDI Perjuangan. Nama tersebut disahkan oleh Notaris Rahmat Syamsul Rizal dan kemudian dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta.
Di masa Orde Baru, pemerintah yang diwakili oleh Golkar pada saat itu menguasai politik di Indonesia. Dalam setiap pemilu yang hanya diikuti 3 partai (Golkar, PPP, dan PDI) kala itu, PDI selalu menempati urutan paling akhir, dengan perolehan suara tidak lebih dari 15 persen. Sementara Golkar selalu memperoleh suara di atas 60 persen.
Di masa reformasi jumlah partai peserta pemilu kembali seperti di era awal pemilihan umum di Indonesia.
Sebanyak lima partai politik terus bertahan di peringkat delapan besar selama Pemilu Legislatif (Pileg) 1999-2019. Kelima partai tersebut, antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sejak era reformasi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah tiga kali memenangkan pileg pada 1999, 2014, dan 2019. Golkar tercatat memenangkan Pileg 2004.
Sedangkan, PKB belum pernah memenangkan pesta demokrasi tersebut selama era reformasi. Posisi tertingginya berada di peringkat ketiga pada Pileg 1999 dan 2004.
PKS juga tak pernah memenangkan pileg selama 20 tahun terakhir. Posisi tertingginya berada di peringkat keempat pada Pileg 2009.
Begitu pula dengan PAN. Partai yang kini dinakhodai oleh Zulkifli Hasan tersebut mendapatkan posisi paling tinggi di peringkat kelima pada Pileg 1999 dan 2009.
Adapun, Demokrat yang baru mengikuti kontestasi politik sejak 2004 telah berhasil menempati posisi puncak dalam Pileg 2009. Ketika itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi Ketua Umum Demokrat juga mencalonkan diri kembali sebagai presiden.
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) sempat menduduki peringkat delapan teratas dengan perolehan suara 1,01% pada Pileg 1999. Namun, elektabilitasnya tersungkur dalam empat gelaran pileg berikutnya, sehingga tak masuk daftar ini.
Partai Bulan Bintang (PBB) sempat berada di posisi keenam dengan persentase perolehan suara sebesar 1,94% pada Pileg 1999. Hanya saja, seperti PKPI, elektabilitas PBB terus merosot dalam empat gelaran pileg berikutnya.
Lebih lanjut, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mulai melenggang pada Pileg 2009 terus memperoleh kenaikan elektabilitas. Pada Pileg 2019, Gerindra berhasil menduduki posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 12,57%.
Sedangkan, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) baru mengikuti Pileg 2014 dan 2019. Elektabilitasnya terpantau meningkat dalam dua gelaran kontestasi politik tersebut.
Sementara parpol peserta pemilu 2024 terdiri dari:
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan)
2. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
3. Partai Persatuan Indonesia (Perindo)
4. Partai NasDem
5. Partai Bulan Bintang (PBB)
6. Partai Kebangkitan Nusantara (PKN)
7. Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda)
8. Partai Demokrat (PD)
9. Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora)
10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
11. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
12. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
13. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
14. Partai Amanat Nasional (PAN)
15. Partai Golongan Karya (Golkar)
16. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
17. Partai Buruh
Sedangkan 6 partai lokal Aceh, yaitu:
18. Partai Aceh
19. Partai Adil Sejahtera Aceh (PAS Aceh)
20. Partai Generasi Aceh Beusaboh Tha’at dan Taqwa
21. Partai Darul Aceh
22. Partai Nanggroe Aceh
23. Partai Sira (Soliditas Independen Rakyat Aceh) - (Berbagai sumber)