Ngeri! Di AS Ada Acara Bedah Mayat di Depan Umum, Penonton Bayar Rp7 Juta

Nusantaratv.com - 09 November 2021

Peti jenazah mendiang David Saunders yang akan menjadi obyek dalam acara bedah mayat di depan umum/ist
Peti jenazah mendiang David Saunders yang akan menjadi obyek dalam acara bedah mayat di depan umum/ist

Penulis: Ramses Manurung

Portland, Nusantaratv.com-Pernahkah membayangkan ada aktivitas medis berupa autopsi atau bedah mayat dilakukan di depan umum? Tentunya mustahil dapat kita temukan acara seperti itu di Indonesia. 

Tetapi tidak dengan Amerika Serikat (AS) yang dikenal sudah sangat maju peradabannya. Di negara Paman Sam ternyata ada acara autopsi formal atau bedah mayat yang digelar di atas panggung dalam sebuah acara berbayar. Penonton yang ingin menyaksikan acara yang cukup horor itu harus membeli tiket seharga USD 100-500 (setara Rp1,4 hingga Rp7 juta). 

Layaknya pertunjukan komersial yang legal acara autopsi formal itu dikelola oleh sebuah perusahaan atau promotor. 

Namun baru-baru ini ada seorang janda tua bernama Elsie Saunders yang mengaku terkejut setelah dia menemukan mayat suaminya telah digunakan dalam "autopsi formal" di atas panggung dalam sebuah acara berbayar di depan penonton yang membayar. 

Elsie Saunders mengatakan tidak pernah memberikan persetujuan tubuh suaminya David Saunders  untuk dibedah dalam sebuah acara berbayar. Penonton membayar setidaknya USD100 (Rp1,4 juta) untuk menyaksikan jenazah suaminya menjalani "otopsi resmi". 

“Mengerikan apa yang terjadi pada suami saya,” kata Elsie, mengutip okezonecom, Selasa (9/11/2021). 

Diketahui, suaminya meninggal dalam usia 98 tahun pada akhir Agustus 2021 lalu akibat komplikasi covid-19. 

Meskipun dia setuju untuk menyumbangkan tubuh suaminya untuk penelitian, namun dia tidak tahu bahwa itu akan melibatkan acara penonton dengan pelanggan yang membayar lebih dari Rp7 juta untuk melihat suaminya dibedah. 

Baca juga: Jangan Tanam Pohon Buah ini di Depan Rumah, Ada Mahluk Halusnya!

"Saya tidak tahu dia akan dipajang seperti beruang pertunjukan atau semacamnya," ujar Elsie. 

“Saya hanya menyetujui sumbangan tubuh untuk tujuan ilmiah. Seperti itulah keinginan suami saya. Kesimpulannya, Saya kesal,” imbuhnya.

Sementara itu, Manajer perusahaan Obteen Nassiri mengatakan, mayat David Saunders didapatkan dari perusahaan bernama Med Ed Labs yang merupakan sebuah perusahaan perangkat medis untuk penelitian, pendidikan, dan pelatihan medis dan bedah. 

Nassiri menyatakan keluarga Saunders tidak memberikan izin kepada perusahaannya untuk mengambil jenazah dan menggunakannya untuk tujuan medis. Itulah yang dilakukan perusahaannya saat memperdagangkan tubuh David Saunders ke perusahaan lain. 

Adapun perusahaan yang dimaksud, Death Science, adalah promotor sebuah pertunjukan di Portland yang menggunakan tubuh David Saunders dalam sebuah acara dari Oddities and Curiosities Expo. Tubuh pria itu dipajang di ballroom sebuah hotel Portland Marriott saat para penonton yang membayar duduk hanya beberapa inci dari meja autopsi.

Nassiri mengatakan telah meminta maaf kepada Elsie Saunders dan mengklaim perusahaannya seharusnya berbuat lebih banyak untuk apa yang telah direncanakan oleh Death Science untuk tubuh itu. 

Ia menambahkan perusahaannya sekarang memiliki mayat David Saunders. Dia mengatakan dia mengharapkan mayatnya dikremasi dan dikembalikan ke keluarganya dalam waktu dekat.

Sementara itu, seorang juru bicara polisi mengatakan tidak ada undang-undang pidana yang secara langsung berbicara atas penggunaan mayat seseorang.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close