Nusantaratv.com - Sebagai negara yang kaya akan budaya, kekayaan yang dimiliki Indonesia juga datang dari berbagai jenis alat musik tradisional. Salah satunya gamelan.
Gamelan berasal dari kata 'gamel'. Dalam bahasa Jawa, gamel memiliki arti memukul atau menabuh, sedangkan akhiran 'an' merujuk pada kata benda. Sehingga secara keseluruhan gamelan memiliki makna yakni sebagai seperangkat alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh.
Alat musik gamelan sudah dikenal sejak tahun 326 Saka (404 M). Hal ini dibuktikan dengan adanya penggambaran permainan gamelan pada masa itu di relief candi Borobudur dan Prambanan. Demikian seperti dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, Sabtu (3/12/2022).
Budaya gamelan identik dengan Kota Surakarta dan Yogyakarta, di mana kedua kota tersebut merupakan pusat kebudayaan Jawa. Namun tahukah Anda? Bahwa ternyata budaya gamelan di antara dua kota ini berbeda.
Terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan dalam gamelan yang ada di Kota Surakarta maupun Yogyakarta. Berikut perbedaan-perbedaan gamelan gaya Surakarta dan Yogyakarta.
Melihat dari ciri khasnya, gamelan Surakarta memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan gamelan Yogyakarta. Kemudian ukiran naga dan sulur-sulur tanaman yang terdapat pada gamelan Surakarta memiliki desain yang lebih rumit jika dibandingkan dengan ukiran yang ada pada gamelan Yogyakarta.
Sedangkan dari segi fungsi, gamelan Surakarta biasa digunakan di beberapa upacara dan pertunjukan. Seperti upacara keagamaan, perayaan masyarakat, pertunjukan wayang, untuk mengiringi tarian, dan mengiringi nyanyian.
Sementara gamelan Yogyakarta digunakan untuk upacara adat keraton, dimainkan pada saat upacara kenegaraan seperti penobatan sultan, menyambut tamu kehormatan dari luar keraton, dan dijadikan sebagai pengiring pagelaran seni budaya keraton.
Kemudian dari segi instrumennya, gamelan gaya Surakarta tidak memiliki instrumen bonang penembung, kenong japan, kendhang penuntung dan bedug. Sedangkan gamelan gaya Yogyakarta tidak memiliki kendhang kosek (kendhang wayangan), engkuk-kenong, dan kecer.
Lalu perbedaan-perbedaan lain yang terlihat antara gamelan gaya Surakarta dan Yogyakarta, yakni musik gamelan Surakarta lebih banyak bersifat halus. Tabuhan ketuk dilakukan hanya sekali yang kemudian diikuti efek tabuhan yang lebih dari sekali dengan suara makin lemah.
Selanjutnya, kendhang gaya Surakarta memiliki bentuk yang cenderung melengkung dan cembung, sehingga cenderung menampilkan bentuk kendhang yang lebih besar dan gemuk.
Kendati keduanya memiliki perbedaan, namun keduanya tetaplah warisan budaya yang harus dilestarikan keberadaanya. Dan sebagai warga negara Indonesia seharusnya bangga akan warisan budaya tersebut dan ikut berupaya dalam menjaga kelestariannya.