Ganas! Bom 500 Kg Digunakan Rusia Hajar Ukraina

Nusantaratv.com - 09 Maret 2022

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba posting gambar bom di Twitter. (Daily Star)
Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba posting gambar bom di Twitter. (Daily Star)

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Perang Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari 2022, memasuki babak baru. Hari Rabu (9/3/2022) ini, Rusia bersedia melakukan genjatan senjata kemanusiaan di Ukraina, untuk memberi kesempatan dilakukannya evakuasi terhadap penduduk sipil.

Sejak dimulainya perang, Ukraina mengklaim telah berhasil menewaskan 11 ribu tentara Rusia. Sebaliknya, Moskow membantah klaim tersebut dan mengatakan hanya 500 pasukannya yang terbunuh di medan perang.

Ledakan bom di salah satu kota. (amebbo.com)

Baru-baru ini seperti dikutip dari intisari-online.com, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, memamerkan sebuah bom rudal Rusia seberat 500 kg yang jatuh di sebuah bangunan perumahan tapi tidak meledak.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, mengunggah ke Twitter dan memposting gambar bom raksasa Rusia yang mendarat di sebuah bangunan perumahan di Chernihiv, kurang dari 100 mil dari Kyiv.

Penampakan bom rudal rakasasa yang menghantam sebuah rumah ini menjadi bukti kengerian perang yang sedang berlangsung.

Kuleba menyebutkan bahwa untungnya bom itu tidak meledak. Tetapi mengklaim bom lain telah meledak. Untuk itu ia menyeru Barat agar berbuat lebih banyak membantu Ukraina dalam perjuangan mereka.


Dia menulis, “Bom Rusia seberat 500kg yang mengerikan ini jatuh di sebuah bangunan tempat tinggal di Chernihiv dan tidak meledak.”

“Banyak lainnya meledak, membunuh pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah.”

Seorang warga sipil di Ukraina yang terluka akibat serangan bom Rusia./ instagram.com/@donationsfor_ukraine

“Bantu kami melindungi orang-orang kami dari orang-orang barbar Rusia! Bantu kami menutup langit. Berikan kami pesawat tempur. Lakukan sesuatu!”

Seruan ini terjadi ketika para pemimpin Barat telah menolak seruan untuk zona larangan terbang, dengan alasan bahwa itu akan membuat perang lebih meluas di seluruh daratan Eropa.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan selama perjalanan ke Estonia pekan lalu, “Sangat, sangat penting untuk memahami NATO adalah aliansi defensif.”
“Ini adalah saat ketika salah perhitungan dan kesalahpahaman sangat mungkin terjadi dan oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyampaikan pesan itu.”


“Ketika datang ke zona larangan terbang di langit di atas Ukraina, kita harus menerima kenyataan bahwa itu melibatkan menembak jatuh pesawat Rusia. Itu langkah yang sangat, sangat besar, sama sekali tidak ada dalam agenda negara NATO mana pun.”

Senator AS Marco Rubio bahkan melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa penetapan zona larangan terbang akan mengarah pada Perang Dunia III.

Dia berkata, “’Zona larangan terbang telah menjadi slogan. Saya tidak yakin banyak orang sepenuhnya memahami apa artinya itu.

“Ini bukan aturan yang Anda lewati yang harus dipatuhi setiap orang. Ini adalah kesediaan untuk menembak jatuh pesawat Federasi Rusia, yang pada dasarnya adalah awal dari WW3.”

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close