Empat Desa di Kabupaten Ende Jadi Model Desa Bambu Lestari

Nusantaratv.com - 06 Maret 2022

Tumbuhan Bambu. Foto (istimewa)
Tumbuhan Bambu. Foto (istimewa)

Penulis: Gabrin | Editor: Supriyanto

Nusantaratv.com - Sebanyak empat desa di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi model Desa Bambu Lestari.

Keempat desa yang telah menjadi model Desa Bambu Lestari sejak 2019 tersebut adalah Desa Mausambi di Kecamatan Maurole, Desa Roa dan Desa Rateroru di Kecamatan Detusoko, dan Desa Nggesabiri di Kecamatan Detukeli.

Di bawah komando Yayasan Bambu Lestari (YBL), Desa Bambu Lestari berusaha memberdayakan potensi lokal berupa bambu, melalui perempuan/ibu penggerak PKK dan kelompok tani wanita.

Wakil Bupati (Wabup) Ende, Erikos Emanuel Rede pun menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Bambu Lestari dalam pengembangan program pemanfaatan bambu sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat dan penyelamatan lingkungan.

Hal itu disampaikannya saat mengikuti kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) di Kabupaten Ngada secara virtual, Jumat (4/3/2022).


Kunjungan kerja lapangan ini dalam rangka pelaksanaan program pengembangan desa bambu, serta tindak lanjut tata kelola dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu berupa bambu di 21 desa pada tujuh kabupaten model yang ada di wilayah Provinsi NTT.

Program tersebut digalakkan berdasarkan hasil kerja sama dari Kemenko Marves, Pemprov NTT dan Yayasan Bambu Lestari (YBL), dengan pemberdayaan melalui perempuan/ibu penggerak PKK serta kelompok tani wanita.

Terkait hal itu, Erikos pun meminta agar program pengembangan dan tata kelola pemanfaatan bambu secara khusus di kabupaten yang dipimpinnya bisa mendapat pendampingan dengan dibangunnya pabrik setengah jadi pengolahan bambu dan dalam pengembangan Kabupaten Ende sebagai Kabupaten Wisata.

Selain itu, dukungan tersebut juga dimaksudkan agar dapat menjadikan hasil olahan bambu sebagai souvenir. Untuk hal ini, Wabup mengharapkan adanya jaminan dari aspek pemasaran.

Erikos menambahkan, Kabupaten Ende memiliki beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), dan sebagai salah satu upaya penyelamatan lingkungan, bambu dapat dijadikan penahan arus air pada area DAS.

"Kami Pemerintah Kabupaten Ende, pada prinsipnya mendukung, dan ke depannya akan dilakukan advokasi serta dukungan dari anggaran dalam pengembangan pemanfaatan bambu, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ende," tutur Wabup Erik.

Untuk diketahui, perempuan/ibu penggerak dan kelompok tani di 21 desa dari tujuh kabupaten model di Provinsi NTT sejauh ini telah menghasilkan 2.421.177 bibit bambu pada tahun 2021.

Bibit-bibit bambu tersebut berguna untuk rehabilitasi 800.000 hektar lahan yang mengalami penurunan produktivitas.***

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close