Dokter: Fungsi Penglihatan Bisa Menurun Karena Tumor Pituitary

Nusantaratv.com - 28 Oktober 2022

Dokter Spesialis bedah saraf khusus stroke dr. Abrar Arham Sp.BS dalam diskusi "Setiap Menit Berharga, SEGERA KE RS" di RS Pusat Otak Nasional Jakarta, Jumat (28/10/2022). ANTARA/Fitra Ashari
Dokter Spesialis bedah saraf khusus stroke dr. Abrar Arham Sp.BS dalam diskusi "Setiap Menit Berharga, SEGERA KE RS" di RS Pusat Otak Nasional Jakarta, Jumat (28/10/2022). ANTARA/Fitra Ashari

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Dokter Spesialis bedah saraf khusus stroke dr. Abrar Arham Sp.BS mengatakan fungsi penglihatan bisa menurun karena tumor pituitary (hormon menyusui pada wanita).
 
“Pituitary itu adalah hormon pada perempuan yang berfungsi salah satunya untuk memproduksi air susu, gejala paling sering adalah penurunan fungsi penglihatan,” ucapnya dalam diskusi “Setiap Menit Berharga, SEGERA KE RS” di RS Pusat Otak Nasional Jakarta, Jumat.
 
Tumor pituitary terjadi karena pembesaran kelenjar pada hormon menyusui pada wanita. Hormon tersebut menyerang saraf di dekat mata sehingga penglihatan akan terganggu bahkan sampai menyebabkan kebutaan.
 
“Jadi lama-lama menyempit bahkan sampai buta, posisinya persis di belakang hidung di bawah saraf mata,” ucap Abrar.
 
Ia menjelaskan, tindakan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan tumor ini adalah dengan pengangkatan tumor melalui hidung. Sehingga saraf yang menyempit bisa diambil dan mengembalikan fungsi penglihatan.
 
Operasi ini dinilai lebih aman karena tidak melakukan pembedahan di kepala.
 
“Tindakan operasi ini tidak semua tempat menyediakan, karena setelah operasi ada treatment dan obat-obatan untuk penyembuhan,” ucap Abrar.
 
Operasi tumor pituitary melibatkan beberapa dokter ahli seperti dokter saraf, penyakit dalam, dan dokter telinga, hidung dan tenggorokan (THT).
 
“Karena kompleksnya hormon ini jadi butuh pendekatan dokter penyakit dalam, ada dokter bedah saraf dan THT,” ucapnya.
 
RS Pusat Otak Nasional menjadi rumah sakit pertama yang membuat kolektif untuk operasi pituitary dengan melibatkan beberapa dokter ahli.
 
“Sehingga pendekatannya lebih holistik tidak selalu pasien tumor pituitary perlu operasi, kadang dengan evaluasi laboratorium bisa,” ucap Abrar. (Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close