Brussel, Nusantaratv.com-Meski telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun, namun masih banyak masayarakat yang belum memahami covid-19. Banyak kalangan masyarakat yang beranggapan covid-19 dapat menular melalui sperma saat melakukan hubungan seks.
Lalu seperti apa sebenarnya dampak covid-19 terhadap sperma?
Menurut sebuah penelitian di Belgia, infeksi covid-19 dapat berdampak negatif pada kualitas sperma selama tiga bulan. Penelitian itu menemukan bahwa virus corona mengurangi jumlah sperma hingga 37% serta memperlambat pergerakannya. Penelitian yang belum mendapat peer review (peninjauan sejawat) dilakukan oleh akademisi di Belgia pada 120 pria yang menderita kasus gejala Covid-19, dan diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility pada Senin (20/12/2021).
Penelitian melibatkan para relawan yang rata-rata berusia 35 tahun telah bebas gejala selama rata-rata 52 hari pada saat sampel diambil, menunjukkan penurunan 37% dalam jumlah sperma mereka setelah terinfeksi virus. Dampak Covid pada kesuburan pria berlangsung selama tiga bulan, para peneliti menemukan, pada saat itu jumlah sperma telah kembali ke tingkat normal. Bersamaan dengan berkurangnya jumlah sperma, terjadi penurunan 60% dalam kemampuan semen untuk bergerak
“Pasangan dengan keinginan untuk hamil harus diperingatkan bahwa kualitas sperma setelah infeksi Covid-19 dapat menjadi kurang optimal,” demikian kesimpulan studi tersebut, mengutip okezonecom, Rabu (22/12/2021).
Baca juga: Dosis Tambahan Vaksin Covid-19 Moderna Diklaim Efektif Lawan Varian Omicron
Kendati demikian, para ilmuwan mengakui perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat dampak jangka panjang pada kesuburan.
Pasalnya, virus influenza juga dapat merusak sperma. Kerusakan sperma terjadi akibat suhu tubuh yang lebih tinggi yang disebabkan oleh demam yang disebabkan oleh virus. Namun, pada covid-19 penyebabnya bukanlah demam melainkan akibat respon kekebalan tubuh terhadap virus.
Tes yang dilakukan pada individu yang terlibat dalam penelitian ini melihat korelasi antara konsentrasi antibodi Covid yang lebih tinggi dalam darah pasien dan penurunan fungsi sperma, yang dikenal sebagai disfungsi sperma sementara.
Namun terlepas dari efek negatif Covid-19 pada jumlah sperma, para peneliti mencatat ada “bukti kuat” bahwa virus tidak dapat ditularkan secara seksual melalui sperma mereka yang baru saja sembuh dari infeksi.