Berbukalah dengan yang Manis Tetapi Hati-hati dengan Pemanis Buatan Karena Bisa Sebabkan Kanker

Nusantaratv.com - 08 April 2022

Pemanis buatan/ist
Pemanis buatan/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Saat ini umat Islam di seluruh dunia termasuk di Indonesia tengah menunaikan ibadah puasa dalam Ramadhan 2022. Disarankan saat buka puasa, berbukalah dengan yang manis. 

Namun demikian masyarakat perlu hati-hati dengan aneka makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan. Pasalnya, pemanis buatan berisiko memicu kanker. 
Pemanis buatan (artificial sweeteners) adalah bahan kimia yang ditambahkan ke beberapa makanan dan minuman untuk membuatnya terasa manis. Berbeda dengan gula alami, pemanis buatan memiliki rasa yang cenderung lebih manis.

Beberapa jenis pemanis buatan yang umum digunakan: 
Sakarin: 700 kali lebih manis dari gula meja 
Aspartam: 200 kali lebih manis dari gula meja 
Kalsium asesulfam (ace-K): 200 kali lebih manis dari gula meja 
Sukralosa: 600 kali lebih manis dari gula meja 
Siklamat: 50 kali lebih manis dari gula meja 
Advantame: 20.000 kali lebih manis dari gula meja

Sebuah studi observasional belum lama ini menemukan hubungan antara munculnya kanker dengan kebiasaan mengkonsumsi pemanis buatan, seperti aspartam dan acesulfame-K. 

Ditemukan risiko kanker 13 persen lebih besar pada orang yang suka mengkonsumsi pemanis buatan dalam jumlah besar. Studi melihat peningkatkan risiko khusunya pada: 
-Kanker payudara 
-Kanker yang berhubungan dengan obesitas, meliputi kanker kolorektal dan prostat. 

Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis sejarah 102.865 orang dewasa sebagai partisipan dalam penelitian NutriNet-Sante yang sedang berlangsung dari tahap mengumpulkan data pada 2009. Disimpulkan, orang yang mengkonsumsi pemanis buatan lebih tinggi di atas rata-rata 18 mg/hari memiliki risiko kanker yang meningkat signifikan.

Dari semua jenis pemanis buatan yang diteliti aspartam dan acesulfame-K lebih dikhawatirkan. Mirisnya, kedua jenis pemanis buatan tersebut paling banyak dikonsumsi.  

Penulis utama studi Charlotte Debras mengatakan beberapa penelitian observasional sebelumnya telah menyelidiki hubungan antara risiko kanker dan minuman pemanis buatan dan menemukan peningkatakan risiko kanker. Temuan sebelumnya pada model hewan dan studi in vitro/in vivo juga menunjukkan terjadinya karsinognisis efek mengkonsumsi pemanis buatan yang tinggi.

Selain dapat meningkatkan risiko kanker, mengkonsumsi pemanis buatan juga dapat mempengaruhi otak, kesehatan usus dan meningkatkan risiko diabetes.  

Pemanis buatan merusak kepekaan terhadap sinyal interseptif, yang dengan demikian meningkatkan nafsu makan.

Pemanis buatan mempengaruhi mikrobiota usus normal. Salas-Whalen mengatakan hal tersebut dapat menyebabkan obesitas dan sindrom metabolik.

Mengkonsumsi pemanis buatan mengubah mikrobiota usus dan dikaitkan dengan gangguan toleransi glukosa. Gangguan toleransi glukosa meningkatkan gula darah dan meningkatkan risiko diabetes. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])