Awal Mula Ditemukannya Mie Instan

Nusantaratv.com - 21 Oktober 2021

Mie Instan (udiligence.com)
Mie Instan (udiligence.com)

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Hampir semua orang menyukai “Mie Instan”, tapi tahukah kamu bagaimana awal mula Mie Instan ditemukan?

Mie instant untuk pertama kali ditemukan oleh seorang berkewarganegaraan Jepang bernama Moofuku Ando. Kakek Ando berkewarganegaraan Jepang namun lahir di Taiwan pada tahun 1911, ialah yang menjadi penemu mie instan. Dan mie instan yang mudah diolah ini masuk ke Indonesia sekitar pertengahan tahun 1960-an.

Sejarah

Sejak kecil kakek Ando telah ditinggal oleh orang tuanya. Ia diasuh oleh neneknya dan terkadang diajak untuk menjaga toko. Dari kebiasaan sehari-hari menjaga toko neneknya, ia kemudian bercita-cita menjadi seorang pedagang. 

Saat usia menginjak dewasa, ia mulai belajar berdagang dengan bermodal harta peninggalan kedua orang tuanya. Kakek Ando berdagang kain rajutan yang dipasarkannya ke Taiwan dan Osaka, Jepang. Usaha yang ia rintis ini sempat maju dan membuatnya biasa kembali ke bangku sekolah dengan biaya sendiri.

Kakek Ando juga sempat menjadi pedagang senjata dan onderdil pesawat terbang. Namun oleh koleganya ia dituduh korupsi dan dijebloskan ke penjara. Setelah 2 tahun hidup di Hotel Prodeo, ia lalu dibebaskan. Pada 1956, satu-satunya harta yang tertinggal hanyalah rumah.

 

Ide Kreatif

Masa itu Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke Jepang yang sedang dalam paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.

Melihat banyak orang melahap mie, di dekat toserba hankyu, Osaka, pikiran Ando pun terbuka. Ia berfikir, mengapa tidak membuat mie dari terigu? Bukankah orang Jepang sangat menyukai mie? Apalagi mie dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit dalam mengolahnya.

Ide liar itu pun terus bergulir di benaknya. Cuma ia tidak mau membuat mie biasa yang sudah banyak beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie dalam bentuk lain yang enak, lebih cepat, mudah diolah, serta gampang didapat dimana-mana.
 
Secara perlahan namun pasti, Ando mulai mewujudkan impiannya, dengan membeli mesin pembuat mie, dan bereksperimen membuat mie instant di emper halaman belakang rumahnya. Mula-mula mie digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah.

Lalu menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah mie racikannya itu, di pilihnyalah kuah ayam, karena itu merupakan yang netral. Ando membawa contoh mie instannya ke sebuah toko serba ada. Ternyata, semuanya ludes hari itu juga tanpas sisa. Kejadian itu terjadi di tahun 1958.

Emperan rumahnya tak kuasa menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mie instant dengan dibantu oleh keluarganya. Sejak itulah perusahaan-perusahaan besar berebut ingin menjadi penyalur mie instannya.

Pada desember 1958, Ando menamai perusahaannya “Nissin Foods”. Beberapa bulan kemudian ia pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000 m² (20 Ha). Tahun 1960, ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya lahir pabrik baru lagi.

Usahanya lewat mie instan pun semakin berkembang. Meski mie instant laris manis, ia tak bosan-bosan bereksperimen untuk terus memperbaiki mutunya. Bahkan, ada keinginan memperkenalkan dan mejualnya hingga ke luar negeri.

Untuk menjajaki kemungkinan itu, ia pergi berkeliling Eropa dan Amerika tahun 1966. Disana ia melihat orang makan mie dengan garpu, tanpa kuah, dan memakai piring, karena menyeruput mie dianggap tidak sopan.

Lalu Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas, tanpa harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai, dan juga kertas aluminium sebagai wadah kedap udara.

Ando pun mendapat ilham kembali untuk membuat mie instant dalam wadah berbahan stereo foam, yang lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium foil. Mie gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mie dibuat lebih tebal, disediakan pula garpu untuk memakannya.

Di puncak keberhasilannya, Ando yang pada tahun 1988 genap berumur 77 tahun, membuka Foodeum di Shinjuku, Tokyo. Gedung itu disebut pula “ISTANA MIE”, karena mempunyai beberapa restoran mie, tempat disko, dan museum mie.

Demikianlah perjalanan mie instan hingga saat ini. Ada pelajaran berharga yang dapat kita petik,  bahwa ada saja ide-ide kreatif muncul setiap saat. Bergantung bagaimana kita jeli menangkap ide-ide dan peluang itu serta mewujudkan dalam bentuk nyata. Dengan niat, kemauan, kerja keras, jerih payah, dan kesabaran. Siapa pun bisa tentunya, tanpa terkecuali. Semoga bermanfaat.

Sumber: beritaunik.net

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])