Nusantaratv.com - Para peneliti di Linköping University (LiU) di Swedia berhasil menemukan cara baru untuk membantu orang dengan kornea yang rusak dengan menggunakan implan biotek yang terbuat dari kulit babi.
Dalam temuan dari uji klinis kecil yang diterbitkan bulan ini, implan tersebut terbukti berhasil memulihkan penglihatan orang hingga dua tahun, termasuk yang mengalami kebutaan.
Temuan ini menawarkan alternatif yang bisa diproduksi secara massal untuk kornea manusia yang disumbangkan untuk orang-orang yang mengalami gangguan penglihatan.
Kornea adalah lapisan luar mata yang transparan. Selain melindungi bagian mata lainnya, ini membantu kita melihat dengan memfokuskan cahaya yang melewatinya. Kornea dapat sembuh dengan mudah dari lecet ringan, tetapi cedera yang lebih serius dan penyakit tertentu dapat menyebabkan kerusakan kornea permanen yang mulai mengganggu penglihatan kita.
Sekitar 4 juta orang diperkirakan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menderita masalah penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan kornea, dan itu adalah salah satu penyebab utama kebutaan.
Untuk orang dengan kornea yang rusak parah, satu-satunya pengobatan yang benar-benar efektif adalah transplantasi kornea yang sehat, juga dikenal sebagai cangkok kornea. Sayangnya, seperti banyak organ lainnya, kornea manusia harus digunakan dengan sangat cepat setelah disumbangkan. Tentu saja ini sesuatu yang langka terutama bagi orang-orang yang tinggal di negara-negara miskin.
Kelangkaan itu telah memicu upaya para peneliti untuk menemukan metode lain untuk mengganti atau mendukung kornea yang rusak. Salah satu pendekatan tersebut adalah implan yang dibuat oleh para peneliti di Linköping University (LiU) di Swedia, yang juga mendirikan perusahaan LinkoCare Life Sciences AB untuk mengembangkannya lebih lanjut.
Dalam penelitian mereka, yang diterbitkan minggu lalu di Nature Biotechnology, tim memberikan implan mereka kepada 20 pasien dari India dan Iran dengan keratoconus lanjut, suatu kondisi di mana kornea secara bertahap menipis. Sembilan belas dari 20 pasien kemudian mengalami peningkatan substansial dalam penglihatan mereka, termasuk 14 orang yang mengalami kebutaan. Para pasien yang membutuhkan perawatan korektif lebih lanjut sekarang dapat mentolerir lensa kontak lagi. Dan kemajuan yang mereka peroleh tetap stabil dua tahun kemudian, tanpa efek samping yang dilaporkan.
"Hasilnya menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mengembangkan biomaterial yang memenuhi semua kriteria untuk digunakan sebagai implan manusia, yang dapat diproduksi secara massal dan disimpan hingga dua tahun, sehingga membantu lebih banyak orang dengan masalah penglihatan," kata penulis studi Mehrdad Rafat, seorang profesor di Departemen Teknik Biomedis LiU dan CEO LinkoCare.
Implan yang dikembangkan tim menggunakan bahan biosintetik yang relatif murah yang berasal dari kulit babi yang dimurnikan. Bahan tersebut kemudian digunakan untuk membuat lapisan tipis namun tahan lama yang sebagian besar terdiri dari kolagen, sama dengan komponen dasar kornea.
Dalam studi saat ini, pasien hanya menerima delapan minggu obat transplantasi untuk memastikan penerimaan oleh tubuh. Tidak sampai tahunan atau dengan dosis obat banyak seperti yang biasanya diberikan kepada orang dengan transplantasi kornea. Dan tidak ada tanda-tanda penolakan yang dilaporkan.
Mereka juga memiliki metode bedah invasif untuk memasukkan implan mereka, yang tidak memerlukan pengangkatan kornea asli. Metode ini mengurangi risiko komplikasi. Diperkirakan implan harus tetap stabil setidaknya selama delapan tahun atau lebih lama.
"Kami telah melakukan upaya signifikan untuk memastikan bahwa penemuan kami akan tersedia dan terjangkau bagi semua orang, bukan hanya orang kaya. Oleh karena itu, teknologi ini dapat digunakan di seluruh belahan dunia," kata Rafat.