Air Ketuban Ibu Hamil Ini Pecah Saat Berada di Ketinggian 30.000 Kaki, Dokter Ini Jadi Penyelamat

Nusantaratv.com - 23 Januari 2022

Ilustrasi. (ABC News)
Ilustrasi. (ABC News)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Penumpang dan awak kabin pesawat dibikin panik. Air ketuban ibu hamil ini tiba-tiba pecah dalam penerbangan di atas ketinggian 30.000 kaki. 

Kejadian tidak biasa itu membuat pramugari kelabakan dan segera meminta pertolongan. "Apakah ada dokter di sini?" tanya pramugari kepada seluruh penumpang pesawat.

Salah satu penumpang pesawat yakni Inshad Ibrahim yang sedang berpergian dari London (Inggris) ke India dengan pesawat untuk berlibur bersama keluarga mendengar ketika pramugari itu memberikan pertanyaan.

Inshad, yang bekerja sebagai dokter di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Wrexham Maelor, Wales utara, segera bergegas menyambut pertanyaan tersebut. Dia terkejut ketika menyadari jika salah satu penumpang wanita di pesawat bernama Maria Philip, sedang dalam proses melahirkan.

Ternyata, Maria, yang saat itu sedang hamil 7 bulan, merasakan sakit luar biasa, dan tiba-tiba air ketubannya pecah saat pesawat telah mengudara. Inshad dan sejumlah staff medis lainnya yang berada di pesawat itu dengan cekatan membantu proses persalinan Maria.

"Staff medis lain di pesawat juga secara sukarela membantu, dan ketika memeriksa wanita itu, kami melihat air ketubannya pecah, dan kami memberi tahu kru jika ini darurat, dan kami membutuhkan ruang," ujar Inshad, seperti dikutip dari India Times, Minggu (23/1/2022).

Kru kabin segera mengubah area di bagian belakang pesawat yang biasa digunakan untuk menyiapkan makanan menjadi ruang persalinan. Mereka menggunakan bantal dan pakaian guna menghadirkan area yang memberikan kenyamanan bagi Maria.

"Saat kami periksa, kepala bayinya sudah keluar sebagian. Bayinya sangat kecil," terang Inshad.

Setelah bayi itu akhirnya berhasil keluar dari tubuh Maria, suasana berubah menjadi tegang. Sebab, bayi itu tidak mengelurkan suara apa-apa. Inshad memiliki inisiatif untuk menepuk-nepuk punggung bayi sebagai upaya membuatnya menangis. Detik-detik berlalu, orang-orang dibuat semakin panik. 

Tak lama tangisan pelan dari mulut sang bayi itu memecah keheningan. Inshad dan staff medis merasa sedikit lega. "Itu adalah 15-20 detik yang sangat meresahkan," ungkap Inshad.

Kepanikan orang-orang di ruangan itu serentak mereda, nafas lega awak kabin dan penumpang mulai memenuhi ruangan menyambut bayi yang hanya memiliki berat 2,4 pon itu. Kendati demikian, Inshad tetap mengingatkan meski bayi lahir dengan selamat, namun ibu dan bayinya harus segera mendapat perawatan di rumah sakit.

Dia meminta pilot untuk segera melakukan pendaratan darurat di bandar udara terdekat. Sementara penumpang lain memberikan pakaian mereka untuk menjaga bayi itu tetap hangat.

Maria dan bayinya langsung dilarikan ke rumah sakit segera setelah pesawat mendarat. "Itu adalah pengalaman yang menakjubkan, sebuah momen yang patut dikenang oleh semua penumpang," imbuh Inshad. 

"Kami semua menghibur dan membantu suaminya juga, dan penumpang juga membantu istri saya dengan dua anak kami selama penerbangan. Kami menjadi keluarga dekat," tambahnya.

Momen itu membuat Inshad dan staff medis lain mendapatkan pujian dari publik karena berhasil menyelamatkan nyawa ibu dan anak tersebut.

Di sisi lain, juru bicara Air India, perusahaan pengelola pesawat yang ditumpangi Inshad dan Maria, juga memberikan apresiasi kepada orang-orang yang terlibat pada kejadian Oktober lalu itu.

"Kami ucapkan salut kepada kru dan juga dokter serta staff medis yang berada dalam pesawat," demikian pernyataan perwakilan perusahaan penerbangan tersebut.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close