Cicipi Pengalaman Hidangan Ala Timur Tengah dari Koki Bintang Michelin

Nusantaratv.com - 18 November 2023

Hidangan Timur Tengah, yang disajikan di restoran Al Nafoura, Hotel Le Meridien, Jakarta, Jumat (17/11/2023). (ANTARA/Pamela Sakina)
Hidangan Timur Tengah, yang disajikan di restoran Al Nafoura, Hotel Le Meridien, Jakarta, Jumat (17/11/2023). (ANTARA/Pamela Sakina)

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Di penjuru wilayah Timur Tengah, keramahtamahan dalam bentuk berbagi makanan adalah salah satu budaya yang telah menjadi gaya hidup, dan di restoran Al Nafoura, Hotel Le Meridien, Jakarta, para tamu akan memahami segelintir budaya Arab dengan cara yang paling enak.

Tamu akan dibawa larut dalam pengalaman mencicipi hidangan kaya rempah ala negara-negara Arab, salah satunya dengan konsep “sharing” atau berbagi.

Saat memasuki area restoran, mata langsung dimanjakan dengan desain interior penuh ornamen bergaya Timur Tengah, belum lagi, iringan musik khas yang menambah kehangatan.

Menikmati hidangan dari negara Timur Tengah mungkin sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia, namun kali ini, Al Nafoura menawarkan masakan Arab autentik yang langsung diracik oleh tangan ajaib koki asal Lebanon, Greg Malou, yang telah memiliki dua bintang Michelin alias predikat bergengsi di dunia kuliner yang hanya diberikan terhadap masakan berkualitas tinggi yang dimiliki oleh koki-koki terbaik.

Bertemakan "The Art of Mezza", Malouf telah menyediakan satu set menu lengkap mulai dari hidangan pembuka hingga penutup yang penuh cita rasa, seperti di rumah-rumah kampung halamannya.

"Hidangan ini pada dasarnya merupakan masakan di rumahku, yang sering dibuat oleh ibu dan nenekku di Lebanon, ini adalah resep warisannya," kata koki yang kini menetap di Australia itu.

Menu pembuka pertama adalah Malouf Mezza, dipasangkan dengan salah satu menu pembuka paling populer dari Timur Tengah, yakni Silky Hummus. Malouf Mezza berisikan roti kharc, hazelnut za'atar, buah zaitun Kalamata yang dimarinasi, dan keju Shankleesh buatan rumahan.

Sedangkan Silky Hummus adalah saus cocol, atau semacam selai gurih yang dibuat dari chickpea, atau yang kita kenal sebagai kacang Arab. Saus giling yang dicampur tahini (wijen giling), minyak zaitun, sari perasan limau, garam dan bawang putih itu pun dipadukan dengan jamur morel dan biji lentil (semacam kacang) untuk memperkaya tekstur.

Kedua hidangan ini dimakan secara bersamaan, dengan cara mencelupkan roti ke saus dan aneka pugasan atau topping yang disediakan, sembari menikmati musik  dengan nuansa Timur Tengah yang terwakili dari pilihan interior serta tata ruang di restoran ini.

"Mungkin banyak yang berfikir ini sederhana, tapi tidak, membuat Hummus sangat menyakitkan," Malouf berseloroh

"Pertama-tama kamu harus memilah Kacang Arab yang sempurna, sekitar berukuran 9 milimeter, merendamnya semalaman dengan soda, keesokannya dicuci, dan di masak dengan beberapa tahap," tambahnya.

"Sebagian besar hidangan terinspirasi dari Lebanon, tapi banyak juga dari negara-negara Arab lainnya, yang kurang lebih tidak jauh berbeda," ujar Malouf.

Selanjutnya para tamu akan disuguhkan hidangan pembuka lainnya seperti Fatima’s Fingers, Cured Salmon Bastourma, dan Mishmishiya, sebelum akhirnya masuk ke menu utama.

Selain Hummus yang menyegarkan, Fatima’s Fingers juga berhasil menggugah selera makan para tamu. Camilan ringan yang nampak seperti lumpia kulit renyah namun lebih ramping dan memanjang itu berisikan cacahan daging domba gurih dan terong yang manis.

Santapan yang paling ditunggu-tunggu itu datang bersamaan dengan munculnya penari dari balik tirai, ikut menyambut rasa bahagia untuk bersantap. Sesekali ia mengajak para tamu untuk berdansa bersama.

Kali ini koki Malouf memilih Mechawoui Mshakal dan Harufouzi sebagai menu utama.

Mechawoui Mshakal merupakan daging sapi kotak yang dipanggang dan ditusuk sate (shish kebab), daging sapi panggang berbumbu di atas tusuk sate (beef tikka), kebab ayam (shis tawouk), roti pita isi daging domba (araye lamb chop) yang disajikan dengan nasi oriental Arab dan saus bawang putih.

Sementara Harufouzi merupakan daging domba rebus bagian betis "gaya ouzi" dengan nasi oriental, kacang-kacangan, dan saus yoghurt. Terkesan berat, namun saus yoghurt membuat hidangan ini menyegarkan, ditambah daging yang lembut dan lumer di lidah.

Puas menyantap hidangan utama, para tamu juga dimanjakan dengan anggur merah, atau pilihan lainnya seperti minuman jeruk dan teh. Tak lama, hidangan penutup akan tiba di meja, yakni Hand of Fatima, kue coklat pisang yang dicampur "buah para raja" atau kurma Medjool berbentuk tangan, dilengkapi puding bunga jeruk, dan saus praline kacang pinus.

Terakhir, hidangan penutup paling populer dari Timur Tengah, yakni Baklava, kue kacang kenari berisikan kacang pistachio dilengkapi saus lemon.

"The Art of Mezza" dapat dinikmati mulai 16 hingga 26 November 2023. Para tamu dapat menantikan pengalaman kuliner khas ketika Koki Malouf menunjukkan adaptasi yang inovatif terhadap rasa Timur Tengah, menyatukan tradisi dengan sentuhan kontemporer.

"The Art of Mezza" bisa jadi pilihan baru untuk bersantap sembari berkumpul dengan teman, keluarga, atau orang-orang tercinta lainnya.

“Ini adalah kehormatan bagi kami di Le Meridien untuk menjadi tuan rumah Chef Greg Malouf. Interpretasi modernnya terhadap kuliner Timur Tengah memungkinkan para pengunjung untuk mengalami bentuk tradisional hidangan Arab yang ditingkatkan.” Ujar Director of Food and Beverage Le Meridien Jakarta, Desmond Carneiro.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close