Nusantaratv.com-Dinamika seputar kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) masih sangat berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah.
Di perdagangan pasar spot pada Kamis (12/5/2022) sore, rupiah berada di level Rp14.597 per dolar AS.
Mata uang RI ini melemah 43 poin atau 0,30 persen dari Rp14.554 per dolar AS pada Rabu (11/5/2022).
Hal yang sama terjadi pada kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.585 per dolar AS.
Angka tersebut melemah dari Rp14.546 per dolar AS pada Rabu kemarin.
Menurut Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi melemahnya nilai tukar rupiah karena investor mencerna indeks harga konsumen (IHK) AS melorot ke level 8,3 persen pada April 2022. Namun, angkanya masih di level tertinggi selama empat dekade terakhir.
Ibrahim menyebut hal tersebut tidak menghilangkan ekspektasi pasar terhadap kenaikan tambahan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve.
"Inflasi AS sedikit mereda pada bulan April sebesar 8,3 persen tetapi tetap mendekati level tertinggi 40 tahun. Data tidak mungkin menggagalkan rencana kebijakan moneter agresif Fed," ujar Ibrahim, mengutip CNNIndonesiacom.
Pelemahan rupiah juga dibebani oleh kinerja penjualan eceran pada April 2022 diperkirakan meningkat. Sayangnya, bila dibandingkan dengan kinerja penjualan April 2021, penjualan eceran pada April tahun ini diperkirakan turun 0,5 persen yoy.
Melemahnya nilai tukar rupiah juga diikuti sejumlah mata uang lain di Asia. Peso Filipina melemah 0,37 persen, rupee India anjlok 0,33 persen, yuan China turun 0,96 persen, dolar Singapura merosot 0,38 persen, ringgit Malaysia melemah 0,32 persen, won Korea Selatan turun 1,09 persen, dan baht Thailand minus 0,23 persen.
Sebaliknya, yen Jepang justru menguat 0,92 persen, dan dolar Hong Kong bergerak stagnan.