Sri Mulyani Sebut Proyeksi Ekonomi Dunia Terancam Stagnan Gegara AS

Nusantaratv.com - 26 April 2024

Sri Mulyani dan Menkeu AS, Janet Yellen/ist
Sri Mulyani dan Menkeu AS, Janet Yellen/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani membawa kabar kurang menyenangkan usai menghadiri Spring Meetings 2024 IMF-World Bank di Washington, Amerika Serikat, yang berlangsung pekan lalu. 

Ia menyebut saat ini terjadi tarik-menarik politik antara Partai Republik dan Partai Demokrat terkait semakin membengkaknya utang pemerintah AS. Jika kedua partai tidak sepakat maka akan mengancam penyelenggaraan APBN AS. Situasi ini akan menimbulkan sentimen yang tidak baik. Jadi kondisi global environment menyebabkan proyeksi ekonomi stagnan.

Hal itu diungkapkan Sri Mulyani pada saat konferensi pers APBN Kita, Jumat (26/4/2024).

Awalnya, Sri Mulyani mengingatkan kenaikan imbal hasil atau yield US Treasury bisa menciptakan ketidakpastian baru dalam perekonomian global.

Pasalnya, lonjakan imbal hasil US Treasury akan meningkatkan beban bunga utang serta utang pemerintah AS.

Kondisi ini bisa menjadi persoalan besar karena ada ancaman deadlock dalam pembahasan utang antara Partai Republik dan Partai Demokrat.

"Kenaikan US Treasury akan menaikkan beban utang pemerintah yang sudah tinggi sehingga dalam hal ini akan menjadi salah satu topik politic negotiation antara Partai Republik dan Demokrat. Situasi ini akan menimbulkan tekanan," tuturnya.

Berdasarkan data Refinitiv, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun menembus 4,7% pada hari ini, Jumat (26/4/2024). Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 1 November 2023 atau lima bulan terakhir.

Lonjakan imbal hasil menandai surat utang atau US Treasury tengah diobral penjual sehingga pemerintah harus memberi "pemanis" lebih dalam bentuk kenaikan imbal hasil.

Pergerakan imbal hasil akan berdampak besar terhadap kenaikan beban utang pemerintah AS yang sudah membengkak.

Ongkos pembayaran bunga utang pemerintah AS sudah menembus US$ 870 miliar pada 2024 atau sekitar Rp 14.170, 56 miliar (kurs US$=Rp 16.220). Bunga utang sudah melonjak 132% dalam lima tahun terakhir.

Lonjakan bunga utang ini merupakan dampak dari terus membengkaknya utang pemerintah AS.

Utang pemerintah AS membengkak menjadi US$ 34,59 triliun atau sekitar Rp 561.049 triliun per Maret 2024.

"Kalau setiap saat dua partai tidak sepakat maka mengancam penyelenggaraan APBN AS. Situasi ini akan menimbulkan sentimen yang tidak baik. Jadi kondisi global environment menyebabkan proyeksi ekonomi stagnan," ujar Sri Mulyani, mengutip cnbcindonesiacom.

Diketahui pemerintahan Presiden AS Joe Biden menghadapi krisis plafon utang pada April-Juni 2023.

Krisis plafon utang pemerintah AS menjadi momok utama pasar keuangan global.
Krisis bermula dari Partai Republik yang menguasai kongres meminta agar Biden mengurangi belanja. Namun, Biden memilih untuk memotong defisit dengan menaikkan pajak atas orang kaya.

Setiap kali plafon utang pemerintah AS menyentuh batas tertingginya maka persetujuan Kongres dibutuhkan.


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close