Nusantaratv.com - Mayoritas harga kripto anjlok. Hanya Solana yang sukses bertahan di zona hijau dari 10 mata uang digital dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Situs coinmarketcap.com, pada Jumat (1/4) menginformasikan, Solana menguat 1,71 persen ke posisi US$123,32 per keping. Solana sudah melesat 20,11 persen.
Sebaliknya sejumlah kripto lainnya mengalami penurunan. Bitcoin anjlok 4,23 persen ke posisi US$45.312 per keping. Meski mengalami penurunan pada hari ini, namun sepanjang pekan terakhir ini, bitcoin masih mencetak pertumbuhan 2,52 persen.
Hal yang sama terjadi pada Ethereum yang merosot 3,56 persen dalam semalam, meski sepekan terakhir menguat 5,16 persen. Kini, ethereum dibanderol US$3.294 per keping.
Berikutnya, BNB turun 5,13 persen ke posisi US$426,38 per keping, XRP anjlok 4,57 persen ke posisi US$0,8258 per keping, dan Cardano merosot 4,88 persen ke posisi US$1,14 per keping.
Baca juga: Pemerintah Perlu Mempersiapkan Regulasi Mata Uang Kripto
Lalu Terra dan Avalanche masing-masing anjlok 3,45 persen dan 4,21 persen. Terra dipatok US$103,33 per keping, sedangkan Avalanche dihargai US$95,88 per keping.
Sementara USD coin turun tipis 0,01 persen dalam sehari dan melemah 0,03 persen dalam sepekan terakhir. Harga USD coin dipatok US$0,9996, mengutip CNNIndonesiacom.
Tether juga tidak banyak bergerak dalam 24 jam terakhir. Satu keping tether dibanderol US$1.
Sebagai informasi, uang kripto di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dalam Peraturan Bappebti Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka.
Kripto termasuk komoditas bursa berjangka, sehingga tak masalah selama digunakan sebagai investasi maupun komoditas yang diperjualbelikan oleh para pelaku pasar.