Smelter PT Freeport Indonesia Merupakan Fasilitas Pemurnian Tembaga dengan Desain Jalur Tunggal Terbesar di Dunia, Kebanggaan Indonesia

Nusantaratv.com-Smelter PT Freeport Indonesia merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia, kebanggaan Indonesia. 

Smelter PT Freeport Indonesia dirancang dengan kapasitas pemurnian 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. 

Bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas dan 200 dan ton perak per tahun.

Nilai investasi kumulatif untuk proyek yang menempati lahan 100 hektar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur ini telah mencapai Rp55 triliun atau sekitar USD 3,67 miliar. 

Smelter PTFI merupakan pelaksanaan dan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tahun 2018 serta bentuk dukungan PTFI terhadap program hilirisasi pertambangan yang dicanangkan pemerintah Indonesia.

PT memiliki dua smelter dengan kapasitas di atas 1 juta DMT yakni PT Smelting Gresik 1,3 juta DMT dan Smelter PT Freeport Indonesia 1,7 juta DMT.

Konsentrat tembaga yang diproses di smelter PT Freeport Indonesia bersumber dari Kompleks Tambang Grasberg di Mimika, Papua

Fasilitas smelter
1. Pelabuhan
2. Gudang konsentrat
3. Smelting/Converting Furnace
4. Anode Furnace
5. Electrorefinery
6. Pemurnian logam mulia
7. Slag Cooling
8. Slag Concentrator
9. Steam Dryer
10. Pengolahan asam sulfat
11. Tangki asam
12. Desalinasi
13. Pabrik oksigen
14. Pengolahan air limbah dan air permukaan

Proses pengerjaan pembangunan smelter PT Freeport Indonesia berjalan lancar sesuai timeline (jadwal) yang telah ditetapkan. 

Dimulai pada 2013 dengan Perancangan konseptual proyek. Dilanjutkan dengan Pekerjaan FEED awal 2015. 

Setelah merampungkan pekerjaan feed awal, pembangunan smelter dilanjutkan dengan dua tahapan penting pada Oktober 2021 yakni peletakan batu pertama secara resmi dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia serta konstruksi fisik secara substansial yang rampung Desember 2023. 

Kemudian dilanjutkan dengan Pre-commisisioning hingga akhir Mei 2024.

Pada Juni 2024 mulai dilakukan commissioning dengan produksi pertama pada Agustus 2024. 
Ramp-up produksi diharapkan mencapai operasi penuh pada akhir Desember 2024.