Sikapi Anjloknya Harga TBS, UI Gelar FGD Bersama APKASINDO Kalbar dan Perwakilan Petani Sawit

Nusantaratv.com - 05 Juli 2022

LPEM FEB UI menggelar FGD bersama APKASINDO Kalbar dan perwakilan petani sawit. (Istimewa)
LPEM FEB UI menggelar FGD bersama APKASINDO Kalbar dan perwakilan petani sawit. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan perwakilan petani kelapa sawit dari Kubu Raya, Melawi, Landak, Bengkayang, Sanggau dan Singkawang, di Ruang Jelutung Lantai II Hotel Mercure, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (4/7/2022).

Kegiatan itu dihadiri perwakilan dari Tim Peneliti LPEM FEB UI Dr. Eugenia Mardanugraha, Dr Surjadi, Budhi Ismayadi, S.E, M.E., Wahyu Pramono, SE,M Sc., Desi Setiadestriati, S.Si., Syahda Sabrina, S.E.

Hadir pula Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) APKASINDO Provinsi Kalimantan Barat Indra Rustandi, dan Agus Kuswara, Marianto dari Kota Singkawang, Kurnadi dari Kabupaten Bengkayang, Herwan dari Kabupaten Landak, Seno dari Kabupaten Sanggau dan Arif dari Kabupaten Kubu Raya.

Eugenia Mardanugraha mengatakan FGD ini gelar dalam rangka penelitian yang berjudul 'Dampak Kebijakan Pengendalian Harga Minyak Goreng terhadap Kesejahteraan Petani Swadaya'. "Seperti kita ketahui bahwa harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit saat ini berada di level yang sangat rendah, akibat kebijakan pemerintah untuk mengendalikan kenaikan harga minyak goreng, di antaranya pelarangan ekspor CPO dari tanggal 28 April hingga 22 Mei 2022," ujar Eugenia.

Kendati kebijakan tersebut telah dicabut, namun harga TBS hingga kini tidak kunjung naik sesuai dengan harapan petani sawit. Dalam hal ini petani sawit swadaya mengalami dampak terburuk.

Sedangkan perwakilan petani kelapa sawit dari Kota Singkawang Marianto mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) sawit yang kian anjlok hingga petani merugi, bahkan terancam bangkrut. "Selain itu pupuk mahal dan tentunya berpengaruh kepada keberlangsungan hidup dalam keluarga seperti untuk keperluan anak sekolah dan lainnya," imbuh Marianto.

Sementara itu, dari DPW APKASINDO Kalimantan Barat Agus Kuswara menyampaikan beberapa permasalah yang dialami petani sawit dengan anjloknya harga TBS. Pada prinsipnya DPW Apkasindo Kalbar, kata dia, sangat menyambut baik atas kegiatan yang dilaksanakan pihak LPEM FEB UI.

"Saya selaku Wasekwil DPW APKASINDO Kalbar mewakili DPW APKASINDO Kalbar mengharapkan hasil diskusi ini justru dapat merupakan suatu referensi oleh pihak LPEM FEB UI untuk segera tersampaikan ke pemangku kepentingan di pusat agar tata niaga TBS dapat kembali normal," cetus Agus.

Mengingat pada saat ini, kata Agus, kondisi harga benar-benar parah, sehingga berharap untuk mempercepat ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 38 Tahun 2022 tentang Percepatan Penyaluran Crude Palm Oil (CPO), Refined, Bleached and Deodorized (RBD) Palm Oil, Refined, Bleached and Deodorized (RBD) Palm Olein, dan Used Cooking Oil (UCO) melalui ekspor.

"Yang mana pada Pasal 2 Permendag tersebut menetapkan, program percepatan diberlakukan terhadap pengeluaran barang dari dalam daerah pabean keluar daerah pabean, pengeluaran barang dari KPBPB untuk tujuan ke luar daerah pabean, dan berlaku untuk semua eksportir. Yaitu untuk CPO, RBD Palm Oil, RBD Palm Olein, dan UCO," tukas Agus.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close