Nusantaratv.com - Nilai tukar rupiah terkoreksi semakin dalam hingga tembus Rp15.500 per dolar AS pada Rabu (19/10) pukul 15.07 WIB.
Mata uang RI melemah 0,24 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengungkapkan pelemahan rupiah terjadi karena sentimen negatif dari investor pada rupiah oleh outlook inflasi dan suku bunga BI ke depan.
Menurutnya, pasar menduga BI tidak akan melakukan kebijakan moneter, yakni menaikkan suku bunga acuan secara agresif karena inflasi masih terkendali.
Meski begitu, Lukman melihat BI malah akan menaikkan lagi suku bunga demi menekan pelemahan rupiah saat ini.
"Dengan pelemahan rupiah yang cukup besar, saya melihat peluang untuk BI menaikkan paling tidak 50bps pada pertemuan besok dan ada kemungkinan kembali melakukan pre-emptive dengan kenaikan yang lebih besar 75bps untuk meredakan tekanan pada rupiah," kata Lukman Leong, mengutip CNNIndonesiacom.
Senasib dengan rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau melemah. Tercatat won Korea Selatan melemah 0,27 persen, dolar Singapura turun 0,04 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,14 persen.
Lalu, yuan China turun 0,22 persen, peso Filipina minus 0,29 persen, yen Jepang melemah 0,05 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.
Begitu juga dengan mata uang negara maju kompak melemah. Poundsterling Inggris melemah 0,37 persen, franc Swiss turun 0,38 persen, euro Eropa minus 0,22 persen, dolar Australia turun 0,08 persen, dan dolar Kanada minus 0,13 persen.