Nusantaratv.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore melemah dipicu kekhawatiran Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan.
Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.601 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS.
"Data inflasi pada hari Senin yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran BI untuk kembali menaikkan suku bunga dan semakin menekan ekonomi. Hari ini sentimen yang sama di pasar," kata Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2022 mencapai 0,66 persen dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), yang disumbang oleh kenaikan harga beras dan air minum PAM. Dengan inflasi 0,66 (mtm) pada bulan lalu, inflasi sepanjang 2022 mencapai 5,51 persen.
Inflasi yang tinggi pada Desember merupakan siklus musiman karena peningkatan permintaan masyarakat di tengah hari libur sekolah dan perayaan Natal serta Tahun Baru 2023.
Sementara itu, lanjut Lukman, penguatan dolar dan turunnya imbal hasil obligasi AS, mencerminkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi yang lebih luas.
Minggu ini, investor akan kembali mengantisipasi risalah pertemuan The Fed pada Rabu (4/1) yang kemungkinan akan kembali hawkish.
"Selain itu, data tenaga kerja AS Non Farm Payroll (NFP) yang diperkirakan akan tumbuh solid 200 ribu semakin membuat kekhawatiran apabila The Fed masih akan tetap agresif," ujar Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.594 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.556 per dolar AS hingga Rp15.617 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp15.590 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.572 per dolar AS.(Ant)