Nusantaratv.com - Nilai tukar rupiah kian terpuruk akibat tekanan dolar AS. Hari ini, Selasa (25/10), rupiah kembali melemah 37 poin atau 0,24 persen dan berada di level Rp15.622 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.616 per dolar AS.
Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede pelemahan dolar masih disebabkan oleh faktor eksternal, yakni jelang Federal Open Market Committee (FOMC) meeting pada awal bulan depan.
"Kita lihat memang dari kemarin posisi investor masih wait and see menantikan keputusan The Fed yang diperkirakan masih akan tetap hawkish pada rapat November nanti," ujar Josua Pardede, mengutip CNNIndonesiacom.
Selain itu, The Fed yang diperkirakan tetap melanjutkan era suku bunga tinggi membuat permintaan akan dolar AS makin tinggi. Sehingga, banyak mata uang negara di dunia melemah, termasuk Indonesia.
"Ekspektasi akan kenaikan suku bunga The Fed ini mendorong permintaan dolar yang meningkat dan berimbas ke penguatan dolar AS ke mata uang dunia," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Yen Jepang melemah 0,03 persen, baht Thailand turun 0,08 persen, peso Filipina menguat 0,14 persen, won Korea Selatan naik 0,45 persen, dan yuan China melemah 0,63 persen
Dolar Singapura juga turun 0,07 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada penutupan perdagangan sore ini.
Senada, mata uang utama negara maju juga bergerak bervariasi. Tercatat euro Eropa melemah 0,03 persen, poundsterling Inggris menguat 0,42 persen, dan franc Swiss melemah 0,14 persen.
Lalu, dolar Australia menguat 0,27 persen, dan dolar Kanada melemah 0,05 persen.