Nusantaratv.com - Nilai tukar rupiah melemah 57 poin atau 0,38 persen dan berada di level Rp14.954 per dolar AS pada Jumat (16/9/2022) sore.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.939 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Menurut Senior Analis DCFX Lukman Leong pelemahan rupiah cukup dalam pada sore ini karena imbal hasil obligasi AS 2 Tahun tembus 3,9 persen. Tak hanya rupiah, kondisi ini membuat mata uang negara lain pun ikut tiarap di hadapan dolar AS.
Misalnya saja poundsterling Inggris yang mencapai level terendah baru dalam 37 tahun dan yuan China yang melewati 7 terhadap dolar AS.
"Semua mata uang utama dunia ikut melemah tajam terhadap dolar AS," ujar Lukman Leong.
Selain itu, penguatan rupiah juga ditopang oleh kuatnya proyeksi pasar bahwa The Fed bakal tetap agresif dalam kebijakan bulan ini. Hal ini lantaran inflasi AS masih tetap di atas 8 persen pada Agustus 2022.
"Menjelang FOMC meeting pelaku pasar juga mengantisipasi kenaikan suku bunga 75 bps oleh The Fed, dengan kemungkinan 25 persen untuk kenaikan (suku bunga) 100 bps," jelasnya, mengutip CNNIndonesia.com
Sementara itu beberapa mata uang di Asia terpantau bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,15 persen, Thailand melemah 0,28 persen, dan dolar Singapura turun 0,09 persen, serta yuan China melemah 0,37 persen.
Lalu, dolar Hong Kong turun 0,01 persen, won Korea Selatan menguat 0,32 persen, dan peso Filipina melemah 0,44 persen.
Sedangkan mayoritas mata uang negara maju kompak berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,82 persen, euro Eropa turun 0,37 persen, dolar Australia melemah 0,39 persen, dan dolar Kanada turun 0,44 persen.