Nusantaratv.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ditutup merosot tertekan kekhawatiran investor menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Rupiah pada akhir perdagangan Senin ditutup menurun 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp15.708 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.660 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan masih akan tertekan selain oleh dolar AS yang menguat, juga tertekan oleh sentimen dan kekhawatiran investor menjelang pilpres," kata analis mata uang Lukman Leong di Jakarta, Senin.
Lukman mengatakan investor khawatir apabila terjadi perpecahan dan ketidakstabilan politik menjelang Pilpres 2024.
Polri menyiapkan strategi pengamanan khusus guna mengantisipasi gangguan keamanan selama gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan mempertimbangkan risiko kerawanan.
Pemungutan suara Pilpres 2024 di Indonesia dilakukan pada 14 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) peserta Pilpres 2024.
Mereka adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selain itu, sentimen utama juga datang dari global yakni menurunnya prospek suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed seiring dengan data ekonomi AS yang lebih kuat.
Data tenaga kerja Non-Farm Payrolls (NFP) AS lebih baik dari ekspektasi sehingga mendukung penguatan dolar AS.
NFP AS untuk Januari 2024 meningkat menjadi 353 ribu dari 333 ribu pada bulan sebelumnya, dan lebih tinggi dari perkiraan sebesar 185 ribu.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke level Rp15.705 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.688 per dolar AS.(Ant)