RI tak lagi Tergantung pada Dolar AS, Gunakan LCS Berbasis Mata Uang Lokal untuk Transaksi Internasional

Nusantaratv.com - 16 Februari 2022

Sri Mulyani/ist
Sri Mulyani/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Indonesia mulai mengurangi ketergantungan pada Dolar Amerika Serikat (AS). Kini Indonesia menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dalam setiap transaksi perdagangan bilateral dan investasi.

LCS adalah kerja sama Indonesia dengan sejumlah bank sentral negara lain.

Dengan menggunakan metode LCS, negara-negara lain termasuk Indonesia bisa mengurangi ketergantungan transaksi internasional menggunakan dolar AS. Jadi ketika dunia usaha melakukan aktivitas ekspor dan impor, tidak perlu lagi menukarkan uang ke dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal atau LCS penting dalam mendorong pemulihan ekonomi. Apalagi kondisi saat ini dunia sedang dilanda ketidakpastian.

"LCS antar negara relevan dalam agenda G20 di jalur keuangan yang merupakan exit strategy untuk mendukung pemulihan. Diharapkan stabilitas makro akan semakin kuat dan berkelanjutan, tidak hanya masing-masing negara tetapi secara global," kata Sri Mulyani, Rabu (16/2/2022).

Baca juga: Lonjakan Inflasi AS Bikin Rupiah Melemah Rp14.347 per Dolar AS

"Tujuan LCS untuk mengurangi hubungan dalam satu mata uang tunggal terutama dolar AS. Hal ini diharapkan semakin stabilnya hubungan perdagangan dan investasi antar negara termasuk Indonesia dengan negara ASEAN," imbuhnya.

Menurut Sri Mulyani, dengan mekanisme LCS ini maka transaksi remitansi atau pengiriman uang ke luar negeri akan jadi lebih murah. Pasalnya tak perlu ada proses konversi pengiriman uang ke dolar AS, kemudian ke mata uang negara tujuan.

"Biaya transaksi lebih murah karena tidak perlu atau dalam hal ini pedagang tidak perlu mengubah mata uang menjadi dolar AS," terang Sri Mulyani, mengutip detikcom.

Bank Indonesia (BI) sendiri telah menjalin kerja sama implementasi LCS dengan Malaysia, Thailand, Jepang dan China. Banyak pengusaha yang menyambut baik kesempatan tersebut.

"Ini juga dapat menciptakan jaring pengaman keuangan untuk transaksi keuangan antar negara dan mengurangi risiko kerentanan akibat goncangan ekonomi global yang menyebabkan ketidakstabilan keuangan," pungkas Sri.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close