Nusantaratv.com-Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerimaan pajak per Maret 2024 sebesar Rp393,9 triliun.
Menurut Menkeu Sri Mulyani, angka tersebut masih jauh dari target.
"Penerimaan pajak hingga akhir Maret 2024 mencapai Rp393,9 triliun. Ini artinya hampir 20% dalam satu kuartal ini atau 19,81% dari target," beber Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (26/4/2024).
Bendahara Negara itu mengungkapkan pemerintah melalui Ditjen Pajak Kemenkeu mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp149 triliun atau 7,5% dari target yang telah ditetapkan.
Kemudian pada Februari 2024 penerimaan pajak terkumpul Rp269 triliun 13,5% dari target.
Lalu pada bulan ketiga atau Maret 224, penerimaan pajak terkumpul Rp393,9 triliun atau 19,1% dari target.
Dikatakan, penerimaan pajak mencatat perlambatan akibat penurunan signifikan harga komoditas pada 2023 yang akibatnya baru dirasakan pada tahun ini.
Di luar restitusi, penerimaan pajak bruto baru tumbuh positif, yaitu 0,64%.
Adapun komposisi penerimaan pajak untuk Pph nonmigas secara bruto Rp220,4 triliun atau sudah di atas 20,1% dari target.
"PPh nomigas secara bruto naik 0,1% sangat tipis," jelasnya.
Sementara untuk PPN dan PPnBM per Maret 2024 mencapai Rp155,79 triliun tau 19,2% dari target atau naik 2,57% yoy.
"Jenis pajak ini berbasis aktivitas masyarakat," ujar Sri Mulyani.
Selanjutnya untuk PPB dan pajak lainnya mencapai Rp3,17 triliun atau 8,39% dari target. PPB dan pajak lainnya mengalami kenaikan 11% yoy secara bruto
"Yang mengalami koreksi adalah PPh migas Rp14,53 triliun atau 19% dari target. Nanti kita lihat PPh migas ini naik-turunnya berdasarkan harga minyak dan nilai tukar, kuartal I/2024 koreksi cukup dalam yakni 18%," kata Sri Mulyani.
"Mayoritas dari pajak-pajak, jenis pajak utama kita masih tumbuh positif namun pertumbuhanya relatif tipis dan ini harus kita waspadai," pungkasnya.