Nusantaratv.com - Mayoritas emiten sawit dan pengelola minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melaporkan penurunan pendapatan bersih dan laba sepanjang kuartal pertama (Q1) 2023.
Berdasarkan data, sejumlah perusahaan emiten sawit melaporkan mengalami penurunan pendapatan secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal pertama 2023. Diantaranya PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT).
Raihan pendapatan CBUT pada kuartal pertama 2023 mengalami penurunan menjadi Rp1,87 triliun. Jumlah ini menurun sekitar 43,35 persen secara tahunan dari raihan pada kuartal pertama 2022 yakni sebesar Rp3,30 triliun.
Tercatat, laba tahun berjalan perusahaan pada kuartal pertama 2023 mencapai Rp61,26 miliar atau turun 2,31 persen secara tahunan dari kuartal pertama 2022 sebesar Rp62,71 miliar.
Namun tidak semua emiten sawit melaporkan penurunan pendapatan selama periode tersebut. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMART)., menorehkan pendapatan bersih sebesar Rp17,52 triliun sepanjang kuartal pertama tahun 2023.
Realisasi pendapatan mengalami kenaikan 0,81 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp17,38 triliun. Torehan ini menempatkan SMART sebagai perusahaan sawit dengan pendapatan tertinggi pada kuartal pertama 2023.
Dari sisi laba bersih, produsen minyak goreng kemasan merek Filma itu mengantongi Rp248,25 dalam kurun Januari-Maret 2023 atau turun 72,75 persen dibandingkan dengan kuartal pertama 2022 yang menembus Rp910,85 miliar.
Sementara PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)., mencatatakan pendapatan Rp4,76 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,58 triliun. Penurunan tersebut lantas mengerek turun laba bersih AALI dari Rp483,45 miliar pada kuartal pertama 2022 menjadi Rp224,71 miliar di kuartal pertama 2023.
Tren penurunan kinerja sendiri telah diperlihatkan AALI sejak 2022. Mereka tercatat mengakumulasi pendapatan sebesar Rp21,82 triliun atau turun 10,25 persen dibandingkan dengan pendapatan pada 2021 sebesar Rp24,32 triliun.
Koreksi pendapatan AALI terutama disebabkan oleh turunnya segmen minyak sawit dan turunannya. AALI memperoleh pendapatan sebesar Rp19,26 triliun atau turun 10,88 persen secara tahunan dibandingkan dengan kinerja 2021 yang mencapai Rp22,02 triliun.
Selain itu, segmen inti sawit dan turunannya turun dari Rp2,20 triliun pada 2021 menjadi Rp2,18 triliun pada 2022. Kondisi di atas mengantarkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan bertengger di Rp1,72 triliun pada 2022, turun 12,41 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,97 triliun.
Sedangkan PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA)., membukukan pendapatan sebesar Rp4,36 triliun sepanjang Januari-Maret 2023. Emiten Grup Sungai Budi TBLA ini menggusur emiten Grup Salim yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP)., yang membukukan pendapatan sebesar Rp4,05 triliun di periode yang sama.
Pendapatan TBLA pada kuartal pertama 2023 sebesar 13,26 persen lebih tinggi daripada kuartal pertama 2022 yakni Rp3,85 triliun. Dari sisi bottom line, TBLA juga mencatatkan kenaikan sebesar 7,93 persen dari Rp202,56 miliar pada kuartal pertama 2022 menjadi Rp218,63 miliar.