Nusantaratv.com-Di balik maraknya isu tentang turunnya harga minyak mentah, banyak orang yang langsung berfokus pada kebijakan produksi secara makroekonomi. Dari mulai soal economic barrier, perang harga, hingga politik distribusi minyak dunia. Namun tidak banyak yang ingin mengetahui secara mikro, tentang aktor-aktor di balik produksi minyak mentah.
Mereka tak lain adalah para pekerja lepas pantai, secara langsung maupun tidak, ikut berperan di balik fluktuasi angka banderol harga bahan bakar minyak non-subsidi di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU). Meski memang bukan mereka yang secara langsung menyebabkan turunnya harga minyak dunia, namun para pekerja lepas pantai tersebut adalah pihak yang juga ikut berpengaruh terhadap produksi minyak dan gas di seluruh dunia. Tentu, karena merekalah pekerjanya.
Maka aspek-aspek keselamatan pekerja lepas pantai, baik di sektor minyak dan gas maupun yang lain, merupakan hal yang penting dijamin oleh perusahaan tempat mereka bekerja dan bahkan negara. Secara internasional program perlindungan bagi para pekerja lepas pantai di sektor minyak dan gas, telah diatur oleh World Health Organization (WHO) dan dikembangkan oleh Organisasi Pelatihan Minyak, Gas, dan Industri Tenaga (OPITO).
Melalui program OPITO dilaksanakanlah pelatihan standar internasional yang untuk memberikan pelatihan dasar tentang keselamatan, keadaan darurat, dan evakuasi bagi personel yang bekerja di industri perminyakan dan gas lepas pantai. Pelatihan tersebut adalah Basic Offshore Safety Induction and Emergency Training (BOSIET) yang berbasis pada basic sea survival.
Di Indonesia, salah satu perusahaan yang mampu menyelenggarakan pelatihan BOSIET adalah PT. Davai Karya Pratama yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat. Pada 27 Agustus 2024 lalu, PT. Davai Karya Pratama memberikan pelatihan Tropical BOSIET atau induksi keselamatan lepas pantai dasar dan pelatihan darurat di kondisi iklim tropis bagi PT. Oil Spill Combat Team, Indonesia (OSCT).
Pelatihan untuk PT. OSCT melingkupi materi dan perlengkapan training, mulai dari pengawasan tim kesehatan saat akan melakukan praktek di air. “Menjadi model perusahaan yang unggul sebagai penggerak ekonomi dengan mengedepankan pelayanan untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang damai dan sejahtera,” ujar Direktur Utama PT. Davai Karya Pratama, Achmad Rivai, usai mengunjungi lokasi pelatihan Tropical BOSIET di Jakarta Utara, Senin (2/9/2024).
Di Indonesia sendiri, berdasarkan analisis terbaru Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, yang dirilis akhir 2023 menyatakan bahwa keselamatan kerja para pekerja lepas pantai masih dalam tahap baik. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 telah cukup baik menaungi aspek keselamatan dan kesehatan para pekerja lepas pantai tersebut. Sehingga peraturan turunan yang diterapkan perusahaan yang bersangkutan pun dijalankan sesuai perundangan.
“Yang penting terapkan prosedur kerja yang aman. Karena itu adalah kunci mencegah kecelakaan,” ungkap trainer PT. Davai Karya Pratama, Ahmad Firdaus, yang juga lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University. Setiap tugas, lanjut Firdaus, harus memiliki prosedur standar operasional (SOP) yang jelas, lalu di evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa prosedur tersebut tetap relevan dan efektif.