Nusantaratv.com-Hubungan diplomatik Indonesia-Amerika Serikat (AS) memasuki tahun ke-75 dengan formalisasi hubungan kedua negara pada Desember 1949.
Pada tahun ini AS kembali menyetujui menghapus utang Indonesia dan sebagai imbalan Indonesia harus melestarikan terumbu karang di tanah air.
AS menyetujui penghapusan utang Indonesia sebesar 35 juta dolar selama 9 tahun ke depan guna melestarikan terumbu karang di Indonesia yang terancam perubahan iklim dan faktor manusia.
Selain 26 juta utang yang diampuni pemerintah AS kelompok nirlaba conservation internasional akan menyumbang sekitar 3 juta dolar dari dana itu dan 1,5 juta dolar lainnya akan berasal dari organisasi The Nature Conservancy.
Christopher Stone dari Conservation International mengatakan pihaknya selalu melihat mode pertukaran utang secara inovatif yang potensial untuk menghasilkan aliran pembiayaan dan pendapatan baru guna mendukung prioritas konservasi di suatu negara.
"Bagi Indonesia ini jelas menarik karena bagi kami ini adalah pertama kalinya UU digunakan untuk mendukung ekosistem terumbu karang," kata Christopher Stone seperti diberitakan NusantaraTV dalam program NTV Morning, Selasa (17/9/2024).
Menurut Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) salah satu organisasi pelaksana di lapangan sebagian dana ini juga bisa dimanfaatkan membantu masyarakat pesisir.
"Kondisi ekonomi masyarakat di pesisir masih sangat mengandalkan terumbu karang. Akibatnya terumbu karang Indonesia juga tidak dalam situasi yang aman sebetulnya menghadapi ancaman. Pertama sekali yang tertinggi mungkin ancaman dari mata pencaharian masyarakat. Karena masyarakat sangat mengandalkan kegiatan perikanan di wilayah-wilayah terembu karangm ditambah lagi belakangan ini muncul persoalan perubahan iklim," ujar pengurus YKAN Muhammad Ilman.
Diketahui, Indonesia memiliki sekitar 5,1 juta hektar terhumbu karang atau
18% dari total terumbu karang dunia. Dua area utama yang membentang dari laut kepala burung papua ke laut Sunda kecil Banda.
Sementara itu, Jurnalis VOA Yuni Salim melaporkan pemutihan utang kali ini adalah yang pertama untuk terumbu karang.
"Namun bukan pertama kalinya dalam sejarah hutang Amerika Serikat untuk Indonesia. Sebelumnya juga dilakukan pertukaran pemutihan hutang untuk konservasi hutan hujan tropis pada tahun 2009, 2011 dan 2014," ungkap Yuni Salim.
Kuasa Usaha Ad-Interim RI untuk AS, Ida Bagus Made Bimantara menyampaikan, "Total kerjaasama ini Kalau tidak salah sekitar 70 juta dan ke depannya juga akan ada inisiatif seperti ini. Jadi ini kepercayaan dunia terutama Amerika Serikat terhadap Indonesia terhadap pemerintah Indonesia yang sekarang maupun juga kepercayaan terhadap presiden terpilih Indonesia untuk ke depan," tuturnya.
Dengan Vietnam Amerika memiliki pemutihan pajak untuk pendidikan tapi prioritas AS untuk Indonesia berbeda.
Duta Besar AS untuk Indonesia 2010-2013, Scot Marciel mengatakan ini adalah cara agar Indonesia dapat menyalurkan sejumlah uang yang seharusnya dikirim ke AS menjadi sesuatu yang baik untuk Indonesia.
"Tapi sejujurnya baik untuk dunia. Jadi menurut saya program program ini sangat kreatif dan dapat membuat perbedaan," ucapnya.
Progam Debt Nature atau pengampunan hutang untuk pelestarian alam bisa dijajaki dengan negara lain.
"Saya rasa jika anda melihat portofolio Indonesia mereka mungkin memiliki utang dengan negara negara seperti Jerman, Prancis dan Belanda. Jadi kami selalu tertarik untuk melihat apakah negara-negara lain dapat terinspirasi oleh apa yang baru saja terjadi di Indonesia. Dan mudah mudahan menemukan cara untuk membantu mereka memfasilitasi pertukaran utang dengan alam," pungkas Christopher Stone dari Conservation International.
Menurut data Kementerian Keuangan Indonesia, AS adalah negara pemberi utang terbesar bagi Indonesia disusul Australia, Austria, Belanda dan Belgia sementara Tiongkok berada pada urutan ke-15.