Meningkatkan Konektivitas demi Kemajuan Ekonomi

Nusantaratv.com - 20 Oktober 2024

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan jalan tol/ist
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan jalan tol/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Dalam tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Toraja, Sulawesi Selatan, menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2021, sekitar 78 ribu pelancong asal Indonesia menjelajahi keindahan alam pegunungan Toraja. Angka tersebut melonjak menjadi sekitar 480 ribu pada tahun 2022, dan kembali meningkat menjadi 487 ribu pada tahun 2023. Kenaikan jumlah pengunjung ini dipicu oleh kemudahan akses transportasi yang semakin baik, termasuk kehadiran Bandara Toraja yang menghubungkan daerah tersebut dengan kota-kota besar seperti Makassar, Balikpapan, dan Luwu.

Perjalanan darat dari Makassar ke Toraja memakan waktu sekitar sembilan jam, sedangkan dengan pesawat, waktu tempuhnya hanya 50 menit. Bandara Toraja, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 18 Maret 2021, merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas transportasi. Dalam peresmian tersebut, Jokowi menyampaikan harapannya agar keberadaan bandara ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan menghidupkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

Presiden juga menekankan potensi pariwisata Toraja yang dapat berkembang berkat akses yang lebih baik. Ia membayangkan ke depannya wisatawan dari Bali, Jakarta, dan Bandung bisa langsung terbang ke Tana Toraja. Bandara Toraja, dengan kode TRT, memiliki panjang landasan pacu 2.000 meter dan lebar 30 meter, mampu melayani pesawat jenis ATR 72-600. Terminal bandara ini memiliki luas 1.152 meter persegi dan kapasitas menampung hingga 45.000 penumpang per tahun, dengan total investasi mencapai Rp800 miliar sejak awal pembangunan pada 2014.

Selain Bandara Toraja, proyek pembangunan bandara lain yang juga digagas Jokowi adalah Bandara Rembele di Takengon, Aceh, yang diresmikan pada Maret 2016. Jokowi berharap pengembangan bandara ini dapat memperkuat konektivitas antar daerah dan memudahkan masyarakat dalam mengakses transportasi.

Dalam dua periode pemerintahannya, Jokowi sangat fokus pada pembangunan infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selama sepuluh tahun terakhir, lebih dari dua lusin bandara telah dibangun. Tidak hanya itu, pemerintah juga mengembangkan infrastruktur transportasi darat dan laut. Konsep "Tol Laut" yang diperkenalkan pada 2015 bertujuan untuk meningkatkan distribusi barang dan mengurangi kesenjangan harga di daerah terpencil, tertinggal, terluar, dan perbatasan (3TP). Kebijakan ini diatur dalam Perpres Nomor 106 Tahun 2015 dan berupaya mewujudkan konektivitas laut yang efektif.

Melalui Tol Laut, Jokowi berharap kelangkaan barang seperti sembako dan BBM dapat diatasi, sehingga harga barang menjadi lebih terjangkau. Kementerian Perhubungan telah mengoperasikan ratusan kapal untuk mendukung program ini, termasuk 26 kapal penumpang dan 113 kapal Sabuk Nusantara, serta 20 kapal rede yang menghubungkan pelabuhan kecil dengan pelabuhan utama.

Pengembangan pelabuhan juga dilakukan, seperti Pelabuhan Jailolo di Maluku Utara, yang resmi berfungsi sebagai jalur Tol Laut sejak 2020. Pelabuhan ini melayani rute Surabaya-Makassar-Jailolo dan kembali, memberikan manfaat bagi masyarakat dan pengusaha lokal, terutama dalam mengangkut hasil pertanian dan perikanan.

Pelabuhan Sorong di Papua Barat juga mengalami pengembangan untuk mendukung Tol Laut. Dengan perluasan areal pelabuhan dan perpanjangan dermaga, diharapkan pelayanan transportasi laut semakin optimal. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, program Tol Laut telah mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, dan jumlah pelabuhan yang terlibat dalam inisiatif ini akan terus bertambah.

Konsep Tol Laut juga merupakan bagian dari gagasan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, yang dipromosikan di kancah internasional. Posisi geografis Indonesia yang strategis menjadikannya jalur perdagangan internasional yang penting, dengan sekitar 40 persen lalu lintas kapal dunia melewati perairan Indonesia.

Pembangunan infrastruktur transportasi darat juga menjadi fokus penting dalam pemerintahan Jokowi. Selama ini, banyak jalan tol, jembatan, dan fasilitas transportasi lainnya telah dibangun, termasuk total 2.050 km jalan tol dan 6.000 km jalan nasional dalam sepuluh tahun terakhir. Pembangunan ini bertujuan untuk mempercepat waktu perjalanan, yang rata-rata menurun dari 2,7 jam per 100 km pada 2015 menjadi 2,16 jam per 100 km pada 2023.

Jokowi menegaskan bahwa pembukaan konektivitas transportasi bukan hanya mempercepat perjalanan, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih luas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, pembangunan konektivitas harus merata dan inklusif, serta memperhatikan keberlanjutan dan pengembangan sumber daya manusia. Ia menyatakan, "Pembangunan konektivitas merupakan jalan kemakmuran bagi sebuah negara," dalam berbagai forum yang menyoroti pentingnya konektivitas dalam ekonomi global.

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close