Lebih Parah Dibanding di RI, Harga Minyak Goreng di Korea Utara Rp718 Ribu per Liter!

Nusantaratv.com - 07 Januari 2022

Ilustrasi minyak goreng kemasan/ist
Ilustrasi minyak goreng kemasan/ist

Penulis: Ramses Manurung

Jakarta, Nusantaratv.com-Indonesia dan Korea Utara sama-sama sedang berkutat dengan persoalan melambungnya harga minyak goreng. Meski sama-sama terbebani, namun kenaikan harga minyak goreng di negara yang dipimpin Kim Jong un itu terbilang lebih parah dibanding di Indonesia. 

Betapa tidak, per hari ini Jumat (7/1/2022) harga minyak goreng di Korea Utara menembus angka fantastis KPW45.000 atau setara Rp718 ribu per liter. Sementara di Tanah Air, saat ini harga minyak goreng curah di pasaran rata rata Rp19.375 per kilogram. Harga itu naik 100 persen dari harga sebelumnya. Sedangkan harga minyak goreng dalam kemasan Rp19.500 per liter.

Penyebab melambungnya harga minyak goreng di Korut salah satunya karena  
penutupan perbatasan dagang dengan China akibat pandemi Covid-19. Sudah dua tahun China dan Korut saling menutup diri akibat kemunculan Covid-19.

Langkah itu, sejalan dengan strategi nol-Covid yang diterapkan China untuk menekan laju penyebaran virus.

Sebelumnya, harga minyak goreng di Korut kurang dari KPW10.000 (Rp159 ribu) per liter. Namun, harga barang ini naik hingga sekitar KPW45.000 (Rp718 ribu) per liter.

"Kini (minyak goreng) dijual sekitar KPW45.000 (Rp718 ribu) dan sekarang ada masalah kelangkaan stok minyak goreng di stand karena jumlah yang tidak mencukupi di pasar, sehingga kadang masyarakat tak bisa membelinya," kata salah satu warga di kabupaten Puryong, provinsi Hamgyong Utara.

Baca juga: Korea Utara Geger, Ada Grafiti Besar di Tembok Apartemen "Kim Jong un Bajingan!

"Jika kamu tidak memiliki gula atau bumbu, kamu makan tanpa itu, tetapi minyak penting bagi diet kami. Meski demikian, sudah lama masyarakat bisa memasak menggunakan minyak goreng," imbuhnya.

Guna mengatasi persoalan ketergantungan pasokan minyak goreng dari China, pemerintah Korut disebut bakal menyelesaikan masalah ini dengan dengan menanam tanaman penghasil minyak, seperti bunga matahari dan biji jarak. Namun kenyataannya, tak ada perkebunan yang menanam tanaman penghasil minyak tersebut.

Selain menghadapi tekanan ekonomi yang berat, Korut juga sedang dilanda krisis pangan. Wabah kelaparan membuat warga Korut stres. Di kubu militer, perpeloncoan dan pembangkangan antar pasukan berbeda tingkat semakin meningkat.

Menurut beberapa pengamat penurunan produksi Korut disebabkan oleh bencana alam, kekurangan pupuk dan mesin modern, pun juga isu lain yang berkaitan dengan penutupan perdagangan Korut-China akibat virus corona.

Kondisi sulit yang terjadi saat ini membuat warga mulai berani menkritik keras bahkan membully pemimpin Korut Kim Jong un. 

Baru-baru ini muncul sebuah grafiti besar di tembok sebuah apartemen di kota Pyongchon di Korut yang bertuliskan, "Kim Jong-un keparat. Rakyat kelaparan setengah mati karena Anda,".

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close