Lagi! Ikea Tutup Satu Toko di China

Nusantaratv.com - 14 Juni 2022

IKEA. (Net)
IKEA. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Pelan-pelan perusahaan barat di China angkat kaki. Usai Nike, Amazon, dan AirBnB, kini giliran Ikea yang bakal menutup satu tokonya di Negeri Tirai Bambu.

Jaringan ritel furnitur dan barang-barang rumah tangga tersebut telah menutup satu toko di barat daya Guiyang, hanya 2,5 tahun setelah dibuka. Direncanakan, satu toko di Yangpu juga bakal ditutup pada Juli 2022.

Perusahaan mengaku mempertimbangkan penutupan toko di distrik Yangpu sebagai respons atas perubahan pola belanja masyarakat setempat selama pandemi Covid-19.

"Ikea telah melakukan analisis komprehensif tentang kelayakan jangka panjang toko di Yangpu, China, dan sedang mempertimbangkan untuk tidak mempertahankannya," tulis pernyataan perusahaan yang diunggah di WeChat, Selasa (14/6/2022). 

Keputusan Ikea persis dengan sejumlah perusahaan barat yang baru-baru ini menilai kembali bisnis mereka di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Menurut mereka, kebijakan ketat pemerintah setempat dalam menangani pandemi Covid-19 telah berimbas pada bisnis mereka. Banyak toko terpaksa tutup ketika lockdown diterapkan, mengutip CNN Business. 

Ikea membuka toko pertamanya di China daratan pada 1998 silam di Shanghai. Saat ini, Shanghai mengoperasikan lima toko, termasuk satu di distrik Yangpu.

Secara total, Ikea menyebar 37 toko di China daratan untuk melayani konsumen setempat.

Tapi, pandemi telah menghambat roda bisnis perusahaan yang bermarkas di Swedia itu. Toko pertama yang ditutup di Guiyang, kini hanya melayani pemesanan online.

Langkah Ikea ini sebelumnya dilakukan oleh Nike, yang menonaktifkan aplikasi Run Club di China dan menggantinya dengna platform lokal.

Lalu, Amazon pun mengumumkan penutupan toko buku Kindle di China, serta menyetop penjualan perangkat Kindle ke tingkat pengecer.

AirBnB juga berencana menghapus semua daftar penginapannya di China dan berkonsentrasi pada pelancong China yang akan berlibur ke luar negeri.

Keputusan diambil lantaran perusahaan menilai biaya operasionalnya terus menggunung. Kondisi tersebut diperparah dengan penanganan Covid-19 yang terlampau ketat di China.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close