Nusantaratv.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak segera merombak kabinet menteri (reshuffle) yang dinilai tak mampu melakukan pekerjaannya. Terutama, menteri-menteri pada jabatan penting, seperti perdagangan, perindustrian, hingga Bappenas.
Desakkan tersebut dilontarkan Ekonom Senior Faisal Basri.
"Jadi, untuk setidaknya jabatan penting, seperti perdagangan, industri, Bappenas, ya serahkanlah ke ahlinya yang benar, agar kita tidak spekulasi," tandas Faisal Basri, Kamis (7/4).
Menurut Faisal Basri, menteri yang tak sanggup menjalankan kebijakan berbasiskan data sudah seharusnya diganti.
"Ayo gunakan kebijakan yang evidence based gitu, berbasis data, supaya rasional. Nah yang tidak sanggup seperti yang Pak Jokowi katakan itu, ya sudah reshuffle saja," ujar Faisal Basri.
Meski begitu, Faisal tidak menyebut nama-nama menteri yang patut kena reshuffle. Namun, ia memberi contoh kebijakan salah dari para menteri Jokowi saat harga minyak sawit mentah (CPO) naik di pasar internasional.
Baca juga: Hikmahbudhi Minta Jokowi Reshuffle Menteri yang Bisnis PCR
Ketika harga naik, pengusaha CPO justru diberikan harga yang sama bila mereka menjual di dalam negeri. Walhasil, mereka menjual CPO di dalam negeri dengan harga tinggi sesuai harga pasar dan membuat harga minyak goreng jadi terangkat.
"Ya karena buat apa pengusaha CPO ekspor, wong dia jual di dalam negeri harganya sama. Yang sedemikian logisnya tidak diterapkan, malah ngalor ngidul," tuturnya, mengutip CNNIndonesiacom.
Faisal Basri menegaskan jabatan menteri perdagangan, menteri perindustrian, dan menteri PPN atau kepala Bappenas seharusnya diisi oleh para ahli di bidangnya.
Menurutnya, hal ini penting diperhatikan Jokowi. Sebab, jika tidak berbagai permasalahan ekonomi di dalam negeri tidak akan selesai.
"Pemenang hadiah nobel saja, kalau jadi menteri di Indonesia belum tentu beres nih Indonesia, apalagi yang punya kepentingan banyak, yang mengutamakan kepentingan sendiri," tukasnya.