Nusantaratv.com-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi langsung bergerak cepat menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengatasi penumpukan pemudik dan kendaraan di Pelabuhan Merak.
Menhub mengatakan penyebab antrean kendaraan hingga belasan kilometer (km) menuju Pelabuhan Merak dikarenakan para pemudik yang datang belum punya tiket dan belum pada waktunya berangkat sudah tiba di lokasi.
"Seperti disampaikan bapak presiden terdapat jumlah yang melebihi dan mohon maaf ketidaktaatan masyarakat pengguna. Kalau di kereta api kan mereka beli tiket, dia datang 2 jam sebelumnya. Kalau ini, ada yang belum (beli) tiket bahkan jalannya besok pagi, dia sudah datang," kata Budi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2024).
"Maka terjadilah antrean sebanyak lebih dari 10 km . Kita lakukan, kami datang bersama Pak Menko PMK, dengan TNI/Polri lalu kota rapatkan beberapa cara bertindak yang efektif kemarin. Pagi masih belasan kilometer," imbuhnya.
Guna mengatasi penumpukkan pemudik dan kendaraan di Pelabuhan Merak, kata Menhub, pihaknya sudah melakukan rapat dengan berbagai pihak terkait. Solusi yang ditempuh kapal yang berangkat sampai Bakaheuni tidak perlu mengangkut penumpang langsung kembali ke Merak. Langkah itu dilakukan untuk mempercepat pengangkutan penumpang yang menumpuk di Merak.
"Lalu kita lakukan mitigasi bahwa kapal itu kalau di Bakaheuni, tidak boleh muat sehingga dia bisa balik, dan relatif cepat. Dan di sini nggak bongkar. Jadi cepat untuk menarik," jelasnya.
Budi mengatakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi permasalahan serupa ke depannya, diperlukan tambahan dermaga dan kapal untuk mengatasi kepadatan di Pelabuhan Merak. Hal ini juga telah dia sampaikan kepada Presiden Jokowi.
"Jadi isunya di Merak, satu diharuskan memiliki kapal yang lebih besar dan lebih cepat. Kedua, memang harus ada tambahan dermaga. Kami sudah bahas dan lapor pak presiden. Pak ini butuh dermaga Pak presiden 'tambahin (dermaga) kapal juga harus tambah'," jelas Budi, mengutip detikcom.
"Kalau kapal katakanlah 15 knot, kurang maksimal atau dengan 500 knot kurang. Jadi mesti kapal yang besar di atas 1000 di atas 15 bahkan 20 knot jadi kecepatan itu bisa dilaksanakan," pungkasnya.