Jakarta, Nusantaratv.com-Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan harus berjibaku untuk mengatasi nilai tukar mata uang lira yang terus melemah. Salah satu langkahnya adalah meminta agar warga untuk menyimpan tabungan dalam lira dan tak menukarnya ke valuta asing yang lain.
Erdogan mengatakan negara itu mengambil langkah-langkah untuk mencegah volatilitas di lira. Ia berjanji mata uang itu akan kembali stabil pada pekan depan.
"Saya ingin semua warga saya menyimpan tabungan mereka dengan uang kami sendiri, menjalankan semua bisnis mereka dengan uang kami sendiri," kata Erdogan, Sabtu (1/1/2022).
"Jangan lupa ini: Selama kita tidak mengambil uang kita sendiri sebagai patokan, kita pasti akan tenggelam. Lira Turki, uang kami, itulah yang akan kami teruskan. Bukan dengan mata uang asing." imbuhnya.
Diketahui, sepanjang tahun 2021, lira terseok-seok lebih dari 40%. Buruknya performa lira tersebut menjadi salah satu pemicu melesatnya inflasi di Turki.
Baca juga: Gara-gara Kebijakan Coba-coba Erdogan, Lira Turki 'Jungkir-balik'
Inflasi di Turki pada bulan November mencapai 21,31% year-on-year (yoy) melesat dari bulan sebelumnya 19,89% (yoy). Ini menjadi yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Hasil survei yang dilakukan Reuters menunjukkan inflasi di bulan Desember akan menembus 30%, tepatnya 30,6% (yoy). Level tersebut akan menjadi yang tertinggi sejak Mei 2003, mengutip CNBCIndonesiacom.
Kondisi tersebut tidak lepas dari prinsip Erdogan yang lebih memilih suku bunga rendah. Ia menganggap bahwa suku bunga yang tinggi menjadi persoalan besar dalam ekonomi.
Erdogan bahkan sampai memecat gubernur bank sentral yang ingin menaikan tingkat suku bunga. Salah satunya terjadi pada Maret 2021 lalu dimana ia memecat Gubernur bank sentral Turki (TCMB) Naci Agbal. Agbal yang baru memegang jabatan itu selama lima bulan dipecat lantaran ingin menaikkan suku bunga.